Sejarawan Johny A. Khusyairi. DOK Unair
Sejarawan Johny A. Khusyairi. DOK Unair

Mengulik Peran Paulus Tosari dalam Kristenisasi di Jawa Timur

Renatha Swasty • 12 Juni 2023 18:09
Jakarta: Penyebaran agama Kristen di Jawa Timur tidak lepas dari peran Paulus Tosari yang bernama asli Kasan. Kehidupannya yang sempat terpuruk membuat dia menemukan Tuhan dan berakhir menyebarkan agama Kristen.
 
Hal itu diungkap sejarawan Johny A Khusyairi yang menyampaikan seminar nasional bertema Manusia dalam Kemelut Sejarah: Inspirasi dari Tokoh Pejuang dan Kemanusiaan dengan judul materi Spiritualitas Eklektik: Peran Transformatif Paulus Tosari dalam Pengajaran Kristen di Masa Embrionik Kristenisasi di Jawa Timur. Seminar diselenggarakan Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (Unair).
 
“Saya ingin melihat apa yang saya sebut dengan spiritualitas eklektik, yaitu pilihan atau pencampuran yang dilakukan oleh Paulus Tosari ini dalam perkembangan Kristen di masa awal,” ucap Johny dikutip dari laman unair.ac.id, Senin, 12 Juni 2023.

Riwayat hidup Paulus Tosari

Paulus Tosari memiliki nama asli Kasan. Penambahan nama ‘Jaryo’ diberikan setelah 15 tahun khitan sebagai bentuk tradisi yang berkembang pada saat itu. Ia lahir di Kedungturi, Surabaya, pada 1812.

“Kasan Jaryo itu lahir dari orang tua Madura yang sudah di Surabaya. Ibunya taat sekali.  Bapaknya cukup hedonis. Dia menikmati kehidupan mewah di masanya. Nonton wayang, pesta-pesta, berjudi, dan sebagainya. Sedangkan ibunya sangat saleh,” ungkap Johny.
 
Atas perintah ibunya, Kasan menempuh pendidikan di beberapa pesantren. Di sisi lain, bapaknya yang memiliki kebiasaan hedonisme membuat Kasan tergoda dengan gaya hidupnya. Hal tersebut membuat Kasan sering mengikuti kebiasaan buruk bapaknya.
 
Ibu Kasan merasa khawatir sehingga dia ingin menyelamatkan anaknya dengan cara mengawinkannya. Namun, cara tersebut tidak ampuh untuk menyelamatkan anaknya karena setelah dua bulan menikah, Kasan pergi ke tempat lain untuk mencari ilmu lebih tinggi.
 
Kasan memiliki bisnis kapuk sampai dia sukses. Kesuksesan tersebut membuat dia memiliki gaya hidup buruk seperti berfoya-foya sampai jatuh miskin.

Perjalanan mengenal Kristen

Kehidupan jatuh miskin itu membuat dia sadar atas perilaku buruknya. Pada saat itu pula, Kasan bertemu dengan Kariman, anak Kades Kedung Turi yang sering pergi ke Ngoro untuk bertemu dengan Coelen, seorang tokoh lokal dalam kristenisasi Jawa.
 
Kariman bersama Kasan bertemu dengan Coelen untuk mendengarkan khotbah yang menyebutkan Matius 5:3. Ayat itu menyebut 'Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan surga'.
 
Ayat tersebut dirasa cocok dengan kondisi Kasan pada saat itu sehingga Kasan mulai belajar banyak dengan Coelen. Nama ‘Tosari’ dinamai sendiri sejak keinginannya dalam mempelajari Kristen ke Ngoro.
 
“Tosari rupanya kata yang sangat indah artinya. Embun. Dia merasa mendapatkan embun yang menentramkan hatinya, mencerahkan apa yang sudah di masa lalu lakukan,” beber Johny.
 
Pada 1853/1854, Kasan mendapatkan nama ‘Paulus’ setelah pembaptisan di Surabaya. Hal itu membuat Kasan diusir oleh Coelen karena mengikuti aliran Kristen orang Barat yang tidak sesuai dengan aliran Kristen dari Coelen.
 
Alhasil, dia berkelana menjadi pendakwah di berbagai tempat. Dalam masa-masa perkembangan Kristen, Kasan banyak menciptakan tembang-tembang Jawa yang mengandung makna Kristen.
 
“Paulus Tosari ingin tetap mengawinkan budaya Jawa dengan keyakinan Kristen yang Belanda akui,” beber dia.
 
Pada masa akhirnya, Kasan berinisiatif membuat gedung gereja sendiri karena banyaknya jemaat pada 1881. Namun, satu tahun setelah pembangunan gereja atau tepatnya pada 1882, Paulus Tosari meninggal dunia.
 
Baca juga: 4 Teori Masuknya Islam ke Indonesia

 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan