Inovasi mahasiswa Unpad, Incensory. DOK Unpad
Inovasi mahasiswa Unpad, Incensory. DOK Unpad

Mahasiswa Unpad Gagas Terapi Fobia dengan VR dan Aroma Kemenyan

Renatha Swasty • 02 September 2025 20:04
Jakarta: Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) menggagas terapi fobia dengan Virtual Reality (VR) dan aroma kemenyan. Terapi menggabungkan teknologi modern dan kearifan lokal lewat inovasi Incensory. 
 
Dilansir dari siaran pers Unpad, data dari American Psychiatric Association (2013) menunjukkan fobia spesifik bisa meningkatkan risiko gangguan serius. Bahkan sampai menyebabkan kecenderungan bunuh diri hingga 60 persen. 
 
Dari hasil survei tim mahasiswa Unpad, tercatat 81,1 persen responden mengaku mengalami gejala fobia yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka ini menunjukkan kebutuhan terapi yang lebih ramah, aman, dan bisa diakses dengan mudah. 

Incensory menawarkan pengalaman terapi multisensori yang imersif dan adaptif untuk membantu pengidap fobia menghadapi ketakutannya dalam lingkungan yang aman, terkendali, sekaligus menenangkan. Melalui Visual Immersive VR Phone, pengguna dapat merasakan simulasi realistis sesuai pemicu fobia yang dialami, mulai dari ketinggian, ruang sempit, hingga kegelapan. 
 
Inovasi ini dipadukan dengan aroma therapeutic berbahan parfum kemenyan yang memberikan efek relaksasi alami serta fitur kontrol adaptif yang memungkinkan pengaturan intensitas terapi sesuai tingkat kenyamanan pengguna. 
 
Baca juga: Mahasiswa Unpad Akali Pisang Terlalu Matang Jadi Bolu 

Kemenyan sebagai bahan utama parfum Incensory bukan hal asing bagi masyarakat Indonesia. Selama berabad-abad, kemenyan telah digunakan dalam berbagai ritual budaya dan spiritual. 
 
Penelitian modern mengungkap kemenyan mengandung senyawa alami yang dapat membantu mengurangi stres dan memberikan efek menenangkan. Kombinasi teknologi modern dan kearifan lokal ini menjadikan Incensory bukan hanya terobosan di bidang kesehatan mental, tetapi juga produk dengan nilai budaya yang kuat, sekaligus membuka peluang pemanfaatan komoditas lokal ke ranah global. 
 
Supaya lebih lekat dengan budaya nusantara, setiap varian Incensory diberi nama dari bahasa daerah yaitu Timbo (Batak, berarti tinggi), Jero (Sunda, berarti menjorok), dan Peteng (Jawa, berarti gelap). Keunikan ini semakin diperkuat dengan desain kemasan bermotif batik, yang tidak hanya menonjolkan nilai tradisi, tetapi juga memberikan identitas khas pada produk. 
 
Incensory juga menghadirkan platform digital yang bisa diakses melalui QR code di kemasan. Platform ini berisi panduan pemakaian, tips menghadapi fobia, artikel seputar kesehatan mental, hingga voucher khusus untuk layanan tambahan, menjadikannya ekosistem inovatif yang praktis dan mudah dijangkau. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di incensory.id serta media sosial resmi di Instagram, TikTok, dan Shopee @incensory.official. 
 
Tim kreatif multidisiplin ini terdiri dari Jeremia Luis Fernando Silitonga (Bisnis Internasional), Farhan Ardia Nashwan (Kedokteran), Salma Salamah (Ilmu Peternakan), Nadia Ratu Aini Alamsyah (Akuntansi), dan Haris Herdiansyah (Teknik Informatika), dengan bimbingan Vira Kusuma Dewi. Inovasi ini lahir melalui Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) dan berhasil mendapatkan pendanaan dari Kemendikti Saintek RI. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan