Kolaborasi riset ini dapat dilakukan dengan badan atau lembaga negara hingga perusahaan swasta. Riset yang datang dari permintaan eksternal itu bahkan berpotensi menghasilkan cuan yang dapat menjadi alternatif sumber suntikan dana operasional bagi PTN.
Cara ini dapat dilakukan PTN untuk menekan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tinggi. Agar operasional kampus tak melulu dibebankan kepada mahasiswa.
"Ini cara kreatif yang bisa dilakukan public university yang mencari sumber pembiayaan lainnya. Kalau universitasnya bagus, si dosen itu bisa mengerjakan riset itu bisa mendatangkan uang," kata Professor and Chairperson, Department of Community and Regional Planning, Alabama A and M University, Amerika Serikat, Deden Rukmana, kepada Medcom.id, Rabu 22 Mei 2024.
Hal itu pula yang dilakukan kampus-kampus negeri atau public university di Amerika Serikat. Menurutnya, dengan kolaborasi riset, kampus bisa mengambil dana riset hingga 50 persen untuk operasionalnya.
"Si univ itu punya indirect cost. Jadi dari 100 persen proyek itu 40 sampai 50 persen diambil univ. Uang itu untuk meningkatkan kualitas dan pembiayaan universitas," jelasnya.
Ia berharap hal yang sama dapat juga terjadi di Indonesia. Ia pun memberikan sejumlah catatan agar PTN di Indonesia mampu membangun kolaborasi.
"Mesti transparan, dosennya harus mampu, bikin dana yang rinci harus jelas buat apa, akuntabel dan semua bisa dipertanggung jawabkan. Karena saya yakin swasta-swasta itu mau riset dari kampus karena kualitasnya dan juga pasti biayanya lebih murah di kampus," tutup dia.
| Baca juga: PTNBH Diminta Cari Alternatif Pembiayaan Pendidikan, Wapres: Jangan Hanya Mau Bebasnya Saja |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
