Dalam sambutannya, Haedar menyampaikan terimakasih kepada Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang telah menyerahkan aset gedung kepada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim dan kemudian dikelola sebagai PPI AMF. Adapun penggunaan nama Abdul Malik Fadjar sebagai identitas ponpes itu tidak lain sebagai cara meneladani nilai perjuangan, kecerdasan, dan pengabdian seorang guru bangsa.
“Beliau merupakan sosok yang saya takzimi. Kita semua juga tahu kiprah, perjuangan, dan kontribusi beliau. Bukan hanya bagi pendidikan di Muhammadiyah saja, tapi juga kontribusinya bagi pendidikan nasional. Termasuk di dalamnya usaha beliau untuk merintis pendirian UMM hingga menjadi universitas bertaraf internasional seperti sekarang,” katanya.
Haedar juga sempat mengutip hadis tentang tiga amalan yang tidak akan terputus hingga akhir hayat. Hal itu menurutnya sangat relevan jika dibawa dalam konteks kiprah perjuangan sosok Malik Fadjar.
“Sedekah jariyah, doa anak yang saleh, serta ilmu yang bermanfaat. Ketiga itu adalah amalan yang tidak akan putus hingga akhir hayat yang mana sangat cocok dengan almarhum Abdul Malik Fadjar,” bebernya.
Ini juga menjadi cara Muhammadiyah untuk berkontribusi agar Indonesia Emas 2045 bisa tercapai. Menurut Haedar, untuk mewujudkannnya pasti membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, baik dari aspek agama, pancasila, global, serta menguasai teknologi, sehingga SDM Indonesia bisa bersaing di dunia internasional.
Adapun PPI AMF ini merupakan hasil inisiasi Fauzan yang merupakan Rektor UMM periode 2016-2024. Beberapa keunggulan yang disediakan adalah adanya konsep living language, living quran and sunnah, hingga living learning.
Dalam kesehariannya, para santri akan menggunakan bahasa Inggris dan arab, mengamalkan Al-qur'an, dan belajar dengan alam. Ponpes ini juga memiliki fasilitas lengkap dan mendukung.
Misalnya saja asrama yang representatif, sport and arts center, laboratorium teknologi informasi, lingkungan yang bersih dan hijau, serta lainnya. Ponpes yang berdiri di lahan dengan luas 1,1 hektare ini juga bertujuan untuk menyiapkan calon pemimpin berwawasan global melalui berbagai program unggulannya.
Sementara itu, Menko PMK, Muhadjir Effendy, menegaskan UMM telah melakukan langkah konkret dalam dalam pengembangan persyarikatan Muhammadiyah. Hal itu dibuktikan dengan pemberian hibah gedung pondok pesantren ini kepada PWM Jatim.
Ia berharap agar langkah ini bisa ditiru oleh amal usaha Muhammadiyah (AUM) yang lain. “Jadi jangan selalu menunggu dapat sesuatu dari pimpinan Muhammadiyah. Tapi juga bisa ikut berkontribusi langsung seperti UMM ini. Semoga ponpes internasional ini mampu memberikna manfaat yang banyak dan luas,” pungkasnya.
Baca juga: SPAN dan UMPTKIN, Kemenag Soroti Pentingnya Potret Profil Kualitas Alumni |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News