Hal ini tak jarang menimbulkan kebingungan, benarkah benda tersebut dicetuskan dua orang? Untuk mengetahui faktanya, simak sejarah dan perkembangan lampu lalu lintas berikut ini yang dikutip dari laman Ruangguru:
Pertama kali dicetuskan John P Knight
Tokoh yang pertama kali menemukan lampu lalu lintas ternyata John Peake Knight, seorang manajer kereta api asal Inggris. Terobosan ini berawal dari keprihatinan atas kondisi jalanan di negara tempat tinggalnya.Pada 1866, jalanan di kota London tercatat merenggut 1.102 jiwa akibat kecelakaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Knight mengusulkan sistem sinyal guna mengatur lalu lintas. Alhasil, dia membuat lampu lalu lintas menggunakan lentera betenaga gas yang berputar dengan lampu merah dan hijau di ujung lengan kayu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Lampu lalu lintas dari lentera. DO Ruangguru
Penemuan ini awalnya disambut baik masyarakat setempat. Sayangnya, proyek tersebut tak berlangsung lama dan harus dihentikan pada 1869. Sebab, lampu temuan Knight tiba-tiba meledak dan mengakibatkan seorang polisi terluka parah.
Ide Knight dikembangkan oleh Garrett Morgan
Meskipun dicap sebagai ‘produk gagal’, Garrett Morgan terus mengembangkan inovasi Knight. Pada 1922, pria asal Amerika Serikat itu akhirnya menemukan perangkat kontrol lalu lintas otomatis dengan tenaga baterai atau koneksi ke sumber listrik utama.Alat ciptaan Morgan itu menjadi lampu lalu lintas pertama dengan tiga lampu sinyal, yakni berhenti, pergi, dan hati-hati, sebagaimana yang dikenal seperti sekarang. Sinyal pada alat ini dapat diubah dengan mudah oleh seorang petugas pengatur lalu lintas.

Garett Morgan dan lampu lalu lintas ciptaannya. DOK Ruangguru
Kala itu, sinyal berhenti digunakan untuk membersihkan area persimpangan agar pejalan kaki dapat menyeberang. Sedangkan, sinyal pergi menandakan penguna jalan dapat melintas ketika arah lain tengah berhenti. Adapun peringatan hati-hati digunakan ketika operator perangkat tidak ada.
Morgan lantas mengajukan hak paten atas temuannya itu pada 1922. Namun, setelah memperoleh kredit, dia menjual hak tersebut kepada General Electric seharga USD40 ribu. Bila dirupiahkan dengan kurs sekarang, penjualan ini bernilai sekitar Rp600 juta.
Itulah sekilas sejarah dan perkembangan lampu lalu lintas yang kerap membingungkan lantaran dipantenkan dua orang berbeda dalam kurun waktu berbeda pula. (Nurisma Rahmatika)
Baca: Unik, Begini Ternyata Asal Usul Nama 'Perjanjian Roem Royen'