“Inovasi ini dirancang dalam bentuk pakaian, sarung tangan, bantal leher panas untuk terapi, dan terapi laser dalam bentuk jam tangan,” papar Salman dikutip dari laman unand.ac.id, Kamis, 19 Oktober 2023.
Salman memastikan inovasi timnya dapat digunakan dengan praktis sehari-hari. Dia mengungkapkan alat buatan timnya lebih unggul lantara terintegrasi dengan Internet of Things (IoT).
“Data dari alat ini dapat diakses melalui website dan aplikasi, memungkinkan pemantauan yang lebih efektif dan memudahkan akses informasi bagi pasien,” tutur dia.
Mahasiswa Teknik Elektro ini mengatakan aplikasi bot Telegram juga memberikan notifikasi peringatan dan saran ketika faktor risiko pasien terkena penyakit jantung koroner. Terdapat notifikasi yang ditujukan kepada pihak keluarga atau dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien penderita penyakit jantung koroner agar ketika terjadi hal yang tidak diinginkan dapat ditangani dengan cepat.
“Tidak hanya sebagai alat deteksi dan pemantauan, VITAGLISE juga menggunakan terapi dengan teknologi laser tingkat rendah dan terapi panas,” ujar dia.

Mahasiswa Unand pencipta VITAGLISE. DOK Unand
Terapi ini membantu pasien mengurangi penumpukan plak di pembuluh darah koroner dan mencegah kekambuhan penyakit jantung. Terapi ini juga aman dan efektif dengan sensor laser dioda merah dan kain fabric yang menghasilkan panas terkendali.
Desain alat ini masih dalam bentuk prototipe/dalam tahap pengembangan. Dia berharap ke depan desain prototipe alat ini akan dibuat dengan bentuk lebih ergonomis, supaya nyaman dan mudah digunakan sehari-hari.
VITAGLISE dikembangkan dan diimplementasikan dengan dana dari Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) karena telah lolos seleksi pendanaan pada Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKMKC) 2023.
Dosen pendamping, Hanalde Andre, berharap kerja keras mahasiswa dapat membawa manfaat besar, tidak hanya bagi masyarakat secara umum dalam pencegahan penyakit jantung koroner, tetapi juga bagi ekonomi dan dunia medis. Inovasi ini juga merupakan salah satu langkah positif dalam perkembangan teknologi medis di Indonesia.
“Alat ini diharapkan dapat membantu semua kalangan masyarakat dalam memonitor kesehatan mereka dengan cepat dan tanpa biaya besar, serta memberikan bantuan yang signifikan kepada dokter dalam penanganan penyakit jantung koroner,” tutur dia.
Adapun mahasiswa yang terlibat dalam inovasi ini, yakni Muhammad Salman Ikhsan (Teknik Elektro 20), Ramadhani (Teknik Elektro 20), Adam Fitrah (Biomedis 21), Nur Aisyah Alkhairiah (Psikologi 22), dan Rahmad Fajral Ilhami (Biomedis 22).
Baca juga: Melanospy, Alat Deteksi Dini Kanker Kulit Bikinan Mahasiswa Unand |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News