Kelima mahasiswa tersebut, yakni M. Qolbi Al-Zikri (Teknik Elektro 2020), Muhammad Rizieq Rizaldi (Teknik Elektro 2020), Ilham Hanafi (Pendidikan Dokter 2021), Defri Ananda (Teknik Industri 2020), dan Elandra Maulana (Teknik Komputer 2020) di bawah bimbingan Muhammad Ilhamdi Rusydi.
“Melanospy nantinya diharapkan dapat membantu pendeteksian dini melanoma oleh tenaga kesehatan di layanan kesehatan primer bahkan di daerah 3T sekalipun,” ujar Ketua Tim M Qolbi Al-Zikri dikutip dari laman unand.ac.id, Selasa, 10 Oktober 2023.
Sistem deteksi ini berdasarkan gambar yang diolah dan diklarifikasikan oleh algoritma kecerdasan buatan. Zikri mengungkapkan hasil pendeteksian menggunakan alat dapat dilihat realtime di monitor melanospy dan mobile apps yang sudah terintegrasi.
“Sistem ini dapat dikembangkan untuk jenis penyakit kulit lainnya (penyakit kulit selain melanoma),” sebut dia.
Zikri mengatakan ini adalah terobosan baru yang merupakan pengembangan dari sistem yang sudah ada sebelumnya. Prototipe ini memiliki fitur, yaitu menerapkan algoritma baru untuk memprediksi kedalaman (breshlowthickness) kanker kulit berdasarkan gambar menggunakan multi spectral imaging.
Alat dilengkapi kamera resolusi 64 MP dan sensor jarak dilengkapi dengan LCD layar sentuh 7 inch guna memudahkan penggunaan dari alat. Karya ini merupakan sebuah prototipe yang siap diuji coba dan masih dalam pengembangan.
"Kami berharap hasil rancangan kami ini dapat diwujudkan guna bermanfaat bagi banyak orang dan memacu inovasi bagi mahasiswa Indonesia lainnya," ujar dia.
Ilham Hanafi menjelaskan melanoma maligna merupakan jenis kanker kulit paling ganas di antara jenis kanker kulit lainnya. Melanoma dapat menyebar ke jaringan tubuh lainnya bila tidak segera ditanganin.
“Pendeteksian dini melanoma maligna sangat diperlukan untuk mengurangi keparahan akibat kanker kulit tersebut,” ujar dia.
Dia mengatakan diagnosis melanoma dilakukan dengan pemeriksaan fisik untuk menganalisa apakah lesi tersebut melanoma atau tidak. Pemeriksaan fisik melihat ciri dari tahi lalat atau luka kulit yang terindikasi melanoma dengan melihat ciri berupa asimetri, tepi yang tidak beraturan, warna yang bervariasi, diameter lebih dari 6 mm, dan berubah ukuran (berevolusi).
“Pemeriksaan fisik oleh dokter sangat bergantung pada kemampuan dan jam terbang dokter, sehingga dapat memunculkan salah diagnosis atau diagnosis yang tidak tepat," beber dia.
Mahasiswa kedokteran ini menuturkan pendeteksian melanoma maligna sebelumnya dilakukan dengan metode biopsi. Metode ini berpotensi menyebabkan infeksi dan perdarahan lokal.
“Dengan adanya alat ini, diharapkan dapat mengurangi biopsi dan efek yang ditimbulkannya,” ujar dia.
Proses pembuatan alat ini mendapat pendanaan dari Program Kreativitas Mahasiswa dengan skema Karsa Cipta (PKM – KC) 2023. PKM KC =merupakan salah satu program dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mewadahi kreativitas dari seluruh mahasiswa Indonesia.
Baca juga: HERO, Alat Deteksi Curah Jantung Bikinan Mahasiswa Unpad yang Kini Dalam Genggaman |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News