Gerhana Bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berada dalam satu garis lurus, menyebabkan cahaya Matahari menuju Bulan terhalang oleh Bumi. Sebaliknya, Gerhana Matahari terjadi ketika posisi Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, sehingga Matahari tampak tertutup sebagian atau seluruhnya dari pandangan di Bumi. Berikut penjelasan lengkapnya dikutip dari akun Instagram @infoastronomy:
Perbedaan Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari
Gerhana Bulan hanya terjadi saat fase Bulan Purnama, tetapi tidak selalu muncul di setiap purnama karena orbit Bulan miring 5 derajat terhadap ekliptika Bumi. Gerhana ini hanya bisa terjadi jika Matahari, Bumi, dan Bulan benar-benar segaris.Sementara itu, Gerhana Matahari hanya terjadi pada fase Bulan Baru, tetapi juga tidak selalu muncul setiap Bulan Baru karena faktor kemiringan orbit yang sama. Gerhana Matahari dapat diamati ketika Bulan menutupi sebagian atau seluruh cahaya Matahari dalam pandangan dari Bumi.
Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025
Gerhana Bulan Total ini tidak akan terlihat di sebagian besar wilayah Indonesia. Indonesia hanya akan mengalami gerhana Bulan penumbra, yang dapat diamati di Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya.Fenomena ini akan berlangsung mulai pukul 10.57 WIB, mencapai puncaknya pukul 13.58 WIB, dan berakhir pada pukul 17.00 WIB. Karena terjadi pada siang hari saat Bulan belum terbit di langit Indonesia, gerhana ini tidak bisa diamati di sebagian besar wilayah. Namun, di wilayah timur Indonesia, gerhana Bulan penumbra dapat disaksikan mulai pukul 17.50 WIT hingga 19.00 WIT.
Baca juga: Tata Cara dan Niat Salat Khusuf, Amalkan saat Gerhana Bulan Hari Ini, Yuk! |
Gerhana Matahari Parsial 29 Maret 2025
Gerhana Matahari Parsial ini juga tidak akan terlihat di Indonesia. Fenomena ini hanya dapat diamati di Eropa, Asia Utara, Afrika Barat Laut, sebagian besar Amerika Utara, Amerika Selatan bagian utara, serta kawasan Atlantik dan Arktik.Gerhana ini akan berlangsung selama sekitar 3 jam 53 menit, dimulai pukul 15.50 WIB, mencapai puncaknya pukul 17.47 WIB, dan berakhir pada pukul 19.43 WIB. Meskipun terjadi saat siang hari waktu Indonesia, wilayah Indonesia tidak termasuk dalam jalur gerhana ini.
Apakah dua Gerhana ini saling berkaitan?
Dua gerhana dalam waktu berdekatan bukanlah sesuatu yang langka dalam astronomi. Fenomena ini disebut "sepasang gerhana" dan terjadi karena hubungan antara orbit Bulan dan Bumi terhadap Matahari. Gerhana Bulan biasanya disusul oleh Gerhana Matahari dalam selang waktu sekitar dua minggu, seperti yang terjadi pada Maret 2025 ini.Gerhana: Fenomena langka atau sering terjadi?
Banyak orang menganggap gerhana sebagai fenomena langka, padahal kenyataannya, gerhana merupakan kejadian alam yang sering terjadi sejak Bumi dan Bulan terbentuk sekitar 4 miliar tahun lalu. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan gerhana dapat memicu gempa, tsunami, atau bencana lainnya, seperti yang kerap dirumorkan di media sosial.Dalam sejarah, gerhana juga sering terjadi bertepatan dengan Ramadan. Misalnya, pada 1916 terjadi Gerhana Bulan Parsial pada 18 Juli dan Gerhana Matahari Total pada 30 Juli. Tahun berikutnya, Gerhana Bulan Total terjadi pada 5 Juli, diikuti Gerhana Matahari Parsial pada 14 Juli.
Fenomena serupa juga pernah terjadi pada 1932, 1933, 1992, 2002, dan 2012. Pada 2024, Gerhana Bulan Penumbra akan terjadi pada 25 Maret, disusul Gerhana Matahari Total pada 8 April.
Gerhana Bulan Total 14 Maret 2025 menandai pertengahan Ramadan, sementara Gerhana Matahari Parsial 29 Maret 2025 menjadi tanda Idulfitri semakin dekat. Namun, tidak ada dampak lain yang perlu dikhawatirkan.
Masyarakat diharapkan tidak mudah percaya pada informasi yang mengaitkan gerhana dengan mitos atau pertanda buruk. Sebab, fenomena ini merupakan kejadian alam yang sudah dipelajari secara ilmiah. (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id