Bangunan roboh akibat gempa di Mamuju, Sulbar. Foto: AFP.
Bangunan roboh akibat gempa di Mamuju, Sulbar. Foto: AFP.

Dilema Penanganan Bencana di Tengah Pandemi

Arga sumantri • 21 Januari 2021 11:29

"Kondisi tenda seperti itu jika merunut definisi revisi 5 Penanggulangan covid-19 sudah tidak kontak fisik lagi, tetapi sudah kontak sangat-sangat erat dan itu harus hati-hati betul," paparnya.
 
Belum lagi soal penanganan gempa bumi yang tidak mudah. Sebab, kata dia, ada titik-titik yang sampai dengan hari kelima dan keenam belum tertangani karena merupakan daerah terpencil. Daerah yang untuk mencapainya harus memakan waktu delapan jam, bahkan ada yang hingga 24 jam.
 
"Kalau kita baca di penanggulangan bencana maka ada lima pihak (penta helixs) yang terlibat, yaitu ada pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dunia usaha dan media. Kelima ini diharapkan terus melakukan koordinasi, kerja sama dan kolaborasi yang sangat bagus, meskipun ini juga tidak mudah di lapangan," terangnya.

Baca: Bahas Perangkat Peredam Gempa, Paper UGM Terbaik di Ajang SCESCM
 
Dari beberapa kejadian bencana, Joko menjelaskan relawan yang terlibat dalam penanganan bencana adalah orang-orang yang luar biasa. Dalam kondisi kerja ekstra, para relawan selalu kurang tidur dan makan dengan gizi yang seadanya.
 
Melihat penanganan bencana yang ganda di Sulbar ini, ia menyarankan para relawan agar betul-betul menjaga kesehatan fisiknya. Sebab, dengan kurangnya tidur dan gizi, sangat berpotensi terkena paparan covid-19.
 
"Yang pengen saya tegaskan di sini adalah masalah istirahat. Di beberapa laporan paparan covid-19, salah satu yang menjadi faktor adalah kurangnya istirahat," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan