"Alhamdulillah, riset sel baterai ion yang dikembangkan di MAN 2 Kota Malang meraih medali emas pada OPSI 2022," kata Safira dikutip dari laman kemenag.go.id, Senin, 28 November 2022.
Safira menuturkan ide penelitian ini berawal dari maraknya pemberitaan di media tentang ancaman krisis energi dan kerusakan lingkungan akibat aktivitas pembakaran energi fosil yang tak kunjung tersubstitusikan. Permasalahan tersebut menuntut manusia segera merealisasikan resolusi komprehensif dan salah satu jawabannya ialah perwujudan revolusi kendaraan listrik.
Namun, kendaraan listrik masih menjadi kontroversi di banyak kalangan masyarakat terutama di negara berkembang. Hal ini disebabkan karena biayanya terlampau mahal, kualitas kemudi tidak sebanding dengan kendaraan gas, dan potensi kecelakaan ledakan baterai masih tinggi.
"Untuk itu, diperlukan adanya improvisasi material aktif dari baterai, salah satunya dengan penggunaan material aktif nanopartikel bernama grafena," papar dia.
Safira menjelaskan grafena merupakan alotrop karbon dengan bentuk hexagonal satu lapis karbon yang memiliki konduktivitas, stabilitas termal, dan spontanitas listrik yang baik dengan luas permukaan besar. Sehingga, kapasitas lebih besar dengan massa lebih ringan.
Namun, penerapan grafena pada baterai kendaraan listrik dinilai malah akan menambah beban biaya produksi. Sebab, pada 2020 saja, 1 gram grafena masih dibandrol dengan harga USD100.
"AlGr01 adalah sel baterai dengan katoda grafena limbah PET di mana interaksinya dengan ion-Aluminium menjadikan AlGr01 baterai dengan biaya produksi termurah dan terbaik," jelas Safira.
Substansi Polyethylene Terephtalate (PET) dipilih karena merupakan sumber karbon berupa limbah plastik dengan prevalensi tertinggi di Indonesia. PET juga memiliki rantai alifatik yang baik sehingga menjadi sumber karbon yang baik untuk depolimerisasi.
Reaksi dengan ion-Aluminium menjadikan ALGR01 memiliki spontanitas kelistrikan tiga kali lebih baik ketimbang Lithium. Jumlahnya juga lebih melimpah dan stabilitas isotopnya lebih baik.
"Dengan diwujudkannya ALGR01 pada sistem baterai kendaraan listrik, maka akan terwujud baterai dengan kualitas lebih baik, biaya produksi lebih murah, ramah lingkungan, dan dapat mewujudkan pula era kendaraan listrik yang lebih baik," tutur dia.
Safira mengaku tertarik dengan tema riset ini karena ingin berkontribusi pada perwujudan revolusi hijau komprehensif dan sesegera mungkin. Safira yakin bumi yang semakin menua ini dapat dilestarikan dengan penyelamatan lingkungan dan penyelamatan energi tidak terbarukan dari ancaman krisis dengan penerapan kendaraan listrik yang lebih baik.
Dia sangat senang bisa mendapat kesempatan mewujudkan visi hidup melalui pengembangan riset di usia ke-17. Safira mengatakan banyak hal yang didapat, baik pelajaran kehidupan maupun science advance knowledge yang bahkan teman-teman sekolahnya tidak mendapatkannya.
"Saya juga senang bisa bersenda gurau dengan alat-alat laboratorium keren yang aksesibilitasnya terbatas untuk umum," tutur dia.
Safira mengaku motivasi ikut OPSI lantaran ilmu bukan tentang perolehan value. Tetapi, bisa menebar hal-hal baik dari apa yang didapat dari ilmu.
"You never know how strong you are, until being strong is your only choice," tutur Safira.
OPSI 2022 digelar oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Ini merupakan kompetisi yang diselenggarakan setiap tahun dan diikuti sekolah tingkat SMA/MA dari berbagai provinsi di Indonesia.
Kepala MAN 2 Kota Malang M Husnan mengatakan penelitian Safira berhasil mengalahkan peserta dari berbagai sekolah di Indonesia. OPSI 2022 meliputi beberapa tahapan, mulai dari seleksi belasan ribu proposal selama 2 bulan.
"Terdapat tiga judul penelitian dari MAN 2 Kota Malang yang berhasil lolos babak final yang diselengarakan selama 22-25 November 2022. Dan di hari pengumuman, Safira Nasywa Mujahidah siswa kelas XII MIPA 8 berhasil memperoleh Medali Emas bidang MST," kata Husnan.
Husnan menyebut prestasi ini tidak terlepas kolaborasi padu antara sivitas akademika MAN 2 Kota Malang, yaitu stakeholder, guru, pembina, dan alumni yang terus melakukan pelatihan intensif dalam beberapa tahun terakhir. Prestasi ini juga menunjukkan komitmen MAN 2 Kota Malang dalam mempertahankan prestasi di bidang akademik dan mewujudkan generasi unggul.
"Diharapkan pencapaian ini menjadi motivasi setiap insan pendidikan supaya terus giat belajar demi meraih masa depan yang gemilang," kata dia.
Baca juga: Faiz Siswa MAN 2 Banyumas 'Sulap' Rangka Sepeda Bekas Jadi Sepeda Listrik |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News