Ujian ini mempertemukan Fauzan dengan salah satu kandidat doktor, Arie Martuty, yang merupakan dosen Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Dekan FKIP Unismuh Makassar Erwin Akib PhD juga memberikan apresiasi atas partisipasi Wakil Mendiktisaintek sebagai penguji eksternal dalam ujian ini.
"Kehadiran Prof Fauzan tidak hanya memberikan motivasi kepada dosen kami yang sedang menempuh pendidikan doktoral, tetapi juga memberikan wawasan baru yang sangat berharga dalam pengembangan penelitian pendidikan,” ujar Erwin dikutip dari ANTARA, Sabtu, 4 Januari 2025.
Ia menjelaskan, kehadiran Wakil Menteri Dikti, Sains dan Teknologi dalam ujian ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung inovasi-inovasi pendidikan yang relevan dengan kebutuhan lokal dan nasional. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pengembangan pendidikan karakter di Indonesia, khususnya pada jenjang usia dini.
Sementara itu, Arie Martuty mempresentasikan disertasinya yang berjudul, “Pengembangan Model Experiential Learning Berbasis Budaya Lokal untuk Membentuk Karakter Pancasila Anak Usia Dini.”
Baca juga: Kemdiktisaintek Tegaskan Tak Ada Anggaran Tunjangan Profesi dan Tukin Dosen di 2025, Tapi... |
Disertasi ini berfokus pada inovasi pembelajaran berbasis pengalaman (experiential learning) dengan memanfaatkan nilai-nilai budaya lokal sebagai pendekatan untuk menanamkan karakter Pancasila pada anak usia dini.
Arie Martuty mengaku dalam penelitiannya telah menemukan perbedaan signifikan dalam pembentukan karakter Pancasila pada anak usia dini sebelum dan sesudah implementasi model experiential learning berbasis budaya lokal yang ia kembangkan.
Model pembelajaran yang dikenal dengan nama “Model Arie” ini dinilai layak digunakan sebagai alternatif strategis dalam pendidikan karakter berbasis budaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News