Universitas Pancasila resmi membuka prodi S2 atau Magister Magister Media dan Komunikasi. Foto: UP
Universitas Pancasila resmi membuka prodi S2 atau Magister Magister Media dan Komunikasi. Foto: UP

UP Buka Prodi Magister Media dan Komunikasi dengan Konsentrasi Komunikasi Krisis

Citra Larasati • 24 Desember 2024 16:15
Jakarta:  Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila (Fikom UP) membuka Program Studi Magister Media dan Komunikasi dengan Konsentrasi Komunikasi krisis.  Prodi ini dibuka untuk menjawab kebutuhan profesional yang memiliki kompetensi khusus dalam mengelola komunikasi krisis di tengah situasi dan dinamika di era digital yang terus berkembang.
 
Program studi ini didirikan setelah melalui kajian dan refleksi panjang terhadap tantangan komunikasi yang dihadapi oleh organisasi, pemerintah, dan masyarakat dalam berbagai situasi krisis.  
 
Rektor Universitas Pancasila, Marsudi Kisworo membuka prodi tersebut dengan Seminar yang mengangkat tema “Crisis Communication in The Post-Truth Era”, dengan Narasumber Pertama Dra. Prasinta Dewi, M.A.P., Deputi Bidang pencegahan BNPB yang memaparkan materi tentang ‘Tantangan Era Post-Truth dalam Penanggulangan Bencana.  Kemudian narasumber Kedua Ubaidillah Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat dengan materi Komunikasi Krisis Dunia Penyiaran.

Seminar ini membahas salah satu isu terkini dalam komunikasi krisis, yaitu fenomena post-truth, sebuah kondisi di mana perasaan dan keyakinan pribadi seringkali lebih dipentingkan daripada fakta objektif. Dalam era post-truth, krisis komunikasi tidak hanya disebabkan oleh kesalahan informasi, tetapi juga oleh disinformasi dan hoaks yang sengaja disebarkan untuk memanipulasi opini publik.
 
Dalam konteks kebencanaan alam atau krisis sosial, fenomena ini semakin sering ditemui, di mana penyebaran berita palsu dapat memperburuk keadaan dan memperpanjang durasi krisis. Untuk itu perlu diketahui bagaimana organisasi, pemerintah, dan masyarakat dapat merespons krisis komunikasi di era digital dengan lebih baik, dengan memanfaatkan teknologi dan strategi komunikasi yang lebih efektif untuk menangkal disinformasi.
 
"Komunikasi krisis sangat penting dan relavan saat ini di tengah situasi post-truth saat ini. Krisis memerlukan penanganan komunikasi baik sebelum, sesaat dan sesudah krisis," kata Marsudi dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 24 Desember 2024.
 
Baca juga:  ITS Tambah Prodi di Bidang Sosial, S1 Sains Komunikasi

Menurut Marsudi, komunikasi tidak hanya meliputi sender, receiver, media, message, namun ada satu aspek yang sering dilupakan orang yaitu presence atau kehadiran, sehingga sering mengakibatkan salah paham.   Di era saat ini selain quote (kata-kata yang diucapkan), voice (suara), kehadiran tatap muka, atau tatap mata sebagai bentuk visual harus menjadi satu kesatuan. Selain itu Prof. Marsudi menambahkan bahwa pembelajaran online tidak akan efektif seperti pembelajaran tatap muka. 
 
Dekan Fikom UP, Anna Agustina mengatakan, krisis saat ini tidak hanya bencana, namun bisa terjadi melalui penggunaan platform digital.  Oleh karenanya  lulusan  Prodi Magister ini ke depannya diharapkan tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis yang kuat, tetapi juga keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam menghadapi krisis di dunia nyata. 
 
Kepala Prodi Magister Media dan Komunikasi, Fikom UP, Sudarto mengatakan, program studi media dan komunikasi ini dirancang agar ke depannya lulusan yang dihasilkan dapat mengelola komunikasi krisis dengan tiga tahapan krisis.  Yakni pra-krisis (mitigasi dan perencanaan krisis), krisis (komunikasi krisis di tengah situasi darurat), dan pasca-krisis (evaluasi dan perbaikan sistem komunikasi di masa depan).
 
Dengan pemahaman yang komprehensif di ketiga tahapan tersebut, diharapkan tidak hanya mampu mengelola komunikasi selama krisis terjadi, tetapi juga mampu membantu organisasi untuk memitigasi risiko dan mengurangi potensi kerusakan di masa depan.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan