Annisa adalah penerima Beasiswa Cendekia BAZNAS, program beasiswa hasil kolaborasi antara Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan AIU. Annisa membagikan kisah menarik tentang kehidupan kuliah di Negeri Jiran yang jauh dari kata membosankan.
Salah satu hal yang membuat kuliah di AIU terasa unik adalah suasana kampus multikultural. Mahasiswa berasal dari lebih dari 60 negara dan interaksi lintas budaya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Annisa bahkan tinggal satu kamar bersama mahasiswa asal Maroko dan Nigeria.
“Culture-nya beda banget, tapi justru dari situ aku belajar banyak,” ujar dia dalam wawancara di program OSC Talks melalui Instagram @beasiswaosc dikutip Selasa, 13 Mei 2025
Bahasa pengantar di AIU sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris. Mahasiswa internasional yang belum mencapai standar kemampuan bahasa, kampus menyediakan kelas bahasa gratis selama satu tahun. Ini menjadi jembatan penting sebelum memasuki perkuliahan S1.
Annisa sendiri mengambil jurusan Media and Communication. Menurutnya, pendekatan praktis yang ditawarkan AIU menjadi nilai tambah tersendiri. Mahasiswa tidak hanya belajar teori komunikasi, tetapi juga praktik media seperti produksi film dan program berita.
AIU menerapkan sistem tiga semester dalam satu tahun, sehingga masa studi untuk jenjang S1 dapat diselesaikan dalam waktu tiga tahun. Konsekuensinya, waktu liburan hanya berlangsung sekitar dua hingga tiga minggu.
| Baca juga: Mau Kuliah Gratis di Malaysia Pakai Beasiswa Cendekia Baznas? Cek Syaratnya di Sini |
Namun, mahasiswa tetap bisa memanfaatkannya dengan mengikuti kegiatan komunitas, jalan-jalan, atau volunteering. Annisa, misalnya, aktif mengajar anak-anak Indonesia yang tinggal di Malaysia dan mengikuti kegiatan sosial yang diadakan komunitas pelajar Indonesia.
Suasana keakraban antar mahasiswa Indonesia di Malaysia juga menjadi hal yang membekas. Menurut Annisa, solidaritas dan semangat kebersamaan sangat terasa. Mereka rutin mengadakan perayaan Hari Kemerdekaan, memasak bersama, hingga menggelar acara budaya.
“Kekentalan dan silaturahminya tetap terasa meskipun kita di luar negeri,” ujar dia.
Hal unik lainnya yang Annisa ceritakan adalah tradisi Lebaran di Malaysia berlangsung lebih lama. Tidak hanya sehari dua hari, warga merayakan Idulfitri hingga sebulan penuh melalui tradisi kenduri atau makan bersama yang digelar secara bergiliran di berbagai tempat.
“Kita bisa ikut Kenduri Kota Alor Setar dan itu dibuka buat umum. Semua orang bisa makan bareng,” katanya.
Selain aktif dalam perkuliahan dan kegiatan sosial, Annisa juga terlibat dalam organisasi mahasiswa Indonesia di luar negeri seperti Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia (PPID). Ia menjabat sebagai Ketua Bidang Informasi Publik dan Media dan turut berbagi informasi tentang pendidikan serta beasiswa kepada pelajar Indonesia lainnya.
Pengalaman kuliah di Malaysia menurut Annisa bukan hanya tentang menyelesaikan studi, tetapi juga memperluas wawasan dan membentuk kepribadian. Adaptasi budaya, kedisiplinan waktu, hingga komunikasi lintas negara menjadi bagian dari proses tumbuh di luar negeri.
Kisah Annisa membuktikan kuliah di luar negeri tidak harus mahal dan menakutkan. Dengan kesiapan, semangat belajar, dan informasi yang tepat, pelajar Indonesia bisa meraih kesempatan emas untuk belajar di lingkungan internasional yang suportif. (Antariska)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
