Salah satu anggota Karla Bionics, Alya Hanun (MR 19), mengaku saat kompetisi berjalan produk electric powered timnya belum selesai dikembangkan dan masih dalam tahap prototipe.
“Karena offline, kami semua berusaha sekeras mungkin untuk memfinalisasikan dan mendemonstrasikan produk kita. Alhamdulillah, pas hari H berfungsi dengan baik,” kata Alya dikutip dari laman itb.ac.id, Selasa, 1 November 2022.
Setelah Karla Bionics diumumkan sebagai startup paling inovatif, beberapa venture capitalist mengontak dan menawarkan memandu sebagai mentor. Tim juga menjadi bagian dari Block 71 dan dihubungkan ke Salim Group.
“Kadang-kadang kami bertemu bersama Direktur Innovation Salim Group dan mendapatkan masukan bisnis terhadap produk kita,” beber Alya.
Tim Karla Bionics berencana mencoba mengembangkan produk eksoskeleton ke depan dengan produk mereka yang dapat dijangkau banyak difabel secara inklusif. Tidak hanya prevalensi lebih tinggi, produk eksoskeleton ini mempunyai sisi buying power lebih besar ketimbang produk-produk sebelumnya.
“Kami berharap produk yang kita buat bermanfaat bagi penggunanya. Jika inovasi kami bermanfaat, produk kami dianggap bermakna bagi masyarakat,” ujar dia.
Karla Bionics merupakan bikinan sivitas akademik Institut Teknologi Bandung (ITB). Inovasi berupa lengan bionik untuk penyandang disabilitas. Pembuatan agar semakin bermanfaat dan terjangkau untuk orang-orang bekebutuhan khusus.
Baca juga: Dosen ITB Ungkap Cerita di Balik Pembuatan Lengan Bionik Harga Murah |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News