Dalam proses pembelajaran daring, sejauh ini mayoritas responden mengaku masih nyaman terhadap kualitas materi perkuliahan, dukungan sumber belajar eksternal, serta pada proses penyampaian materi dari dosen. Kelemahan proses kuliah daring selama ini terletak pada aspek kualitas interaksi, kemudahan dalam pencapaian keterampilan, kualitas penugasan, dan kemudahan dalam memahami materi.
Aspek kemudahan untuk memahami materi medapatkan nilai paling rendah, yakni hanya 3.12 dalam skala linkert 1-5. Angka 5 mengacu kondisi sangat baik.
Berdasarkan lamanya durasi sinkron, 58,1 persen responden mengaku nyaman jika dilakukan selama 30-60 menit. Hanya 28.9 persen responden yang merasa nyaman ketika proses KBM berlangsung selama 60-90 menit.
Baca: Banyak Kejanggalan, Kemendikbud Harus Tarik Kamus Sejarah RI
Menanggapi hasil survei tersebut, Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan, Djagal Wiseso Marseno menuturkan, keputusan untuk melaksanakan KBM masih menunggu pertimbangan lainnya. Pertimbangan yang dimaksudkan ialah situasi dan kondisi covid nasional pascalebaran, serta pertimbangan kepada kebijakan Provinsi DIY dan nasional.
"Prinsip utama adalah mengutamakan keselamatan mahasiswa, dosen dan tendik," tutur Djagal.
Djagal mengatakan jika setelah lebaran nanti tidak terjadi puncak covid-19 maka KBM Semester I Tahun Anggaran 2021/2022 nanti kemungkinan besar akan dilakukan secara blended. Skema pertama, pembagian daring di awal semester dan diparuh keduanya secara luring.
Skema kedua, dari awal semester ganjil nanti, KBM dilakukan dengan separuh mahasiswa secara luring dan separuh lainnya daring, secara bergantian. "Hal ini juga kami mempertimbangkan jenis keilmuan di prodi masing-masing," ujar Djagal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id