Presentasai alumni IPB Budi Susilo tentang wajah peternakan Indonesia. Foto: Dok Humas IPB University.
Presentasai alumni IPB Budi Susilo tentang wajah peternakan Indonesia. Foto: Dok Humas IPB University.

Alumni IPB: Malaysia Hingga Australia Lirik Potensi Hewan Ternak Indonesia

Arga sumantri • 12 November 2020 13:10
Bogor: Pemilik Mitra Tani Farm (peternakan domba terpadu), Budi Susilo Setiawan membagikan pengalamannya dalam bidang usaha peternakan kepada mahasiswa IPB University. Budi bercerita, ia memulai usahanya sejak 2002, ketika masih berkuliah di IPB.
 
Alumni IPB itu mengatakan, usaha budidaya hewan ternak Indonesia sangat potensial. Ia menambahkan, Indonesia adalah negara agraris, seharusnya bisa mengekspor produk pertanian. Tapi, faktanya sampai dengan hari ini kita masih impor. 
 
"Kalau pun tidak impor setidaknya swasembada. Tidak ada yang salah dengan impor, yang salah adalah jika kita keasikan impor dan lupa membangkitkan potensi kita sendiri," kata Budi yang dikutip siaran pers IPB University, Kamis, 12 November 2020.

Baca: Alumni IPB Jadi Bos Perusahaan Swasta Bagikan Kiat Sukses
 
Alumnus Fakultas Peternakan IPB University angkatan 37 ini memaparkan berbagai potensi besar dari hewan ternak Indonesia. Menurut Budi, Indonesia memiliki sumber plasma nutfah. Ayam kampung Indonesia dikenal dunia dengan daya adaptasi yang tinggi, gennya sering dimanfaatkan. 
 
"Tapi terkadang kita tidak sadar. Jepang sedang melakukan penelitian terhadap ayam kampung kita. Jangan kaget jika nanti muncul ayam khas Jepang yang tetuanya adalah ayam kampung kita," ujarnya.
 
Potensi lainnya adalah kambing Etawa. Budi mengaku mendapati pengusaha asal Malaysia datang ke Kali Gesing, Purworejo, Jawa Tengah untuk mengumpulkan kambing Etawa berkualitas tinggi yang kemudian dikirim langsung ke Malaysia dengan pesawat khusus.
 
 

Kemudian, Malaysia memproduksi berbagai produk turunan dari susu kambing Etawa, seperti lulur susu kambing, sabun susu kambing serta susu kambing bubuk. Produk-produk tersebut akhirnya dipasarkan kembali ke negara-negara tetangga termasuk Indonesia.
 
Kemudian, domba. Budi menerangkan, salah satu potensi Indonesia adalah domba Garut. Peneliti dari Australia mencoba menyilangkan bibit unggul Domba Garut dengan domba lokal mereka untuk kembali dipasarkan di Indonesia. 
 
"Karena jika mereka memasarkan domba dari Australia, di Indonesia kurang diminati. Domba yang diminati Indonesia berkisar antara 20-30 kilogram saja," imbuhnya.
 
Baca: Kemenko PMK Sarankan Asesmen Nasional Diundur Hingga Oktober 2021
 
Potensi peternakan Indonesia juga ada pada hewan ternak sapi, salah satunya sapi Bali. Budi mengatakan, lagi-lagi Malaysia selangkah di depan. Malaysia mengimpor Sapi Bali dan mengembangkan genetikanya, sehingga populasi Sapi Bali di sana bahkan lebih besar dibanding yang ada di Indonesia. 
 
Budi Susilo mengingatkan, jika Indonesia tidak kunjung menyadari potensi-potensi ini, maka jangan heran jika suatu saat harus impor Sapi Bali dari Malaysia, Domba Garut dari Australia, atau ayam dari Jepang.
 
Menurut Budi, perhatian pada sektor pertanian terpadu masih kurang. Banyak peternak yang masih menerapkan sistem peternakan konvensional. Pada kondisi inilah perlunya transfer ilmu dan teknologi pada petani-petani di Indonesia. 
 
"Jika mereka dibiarkan menjadi single fighter dengan teknologi sederhana, akan kasihan. Jadi bagusnya kita serius membangun desa. Dari desa yang maju, maka kota akan maju," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)
  • Halaman :
  • 1
  • 2
Read All




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan