Sejumlah peristiwa bergitu heroik hingga masih dikenang oleh masyarakat sampai saat ini. Nah, berikut ini tujuh pertempuran bersejarah rakyat di berbagai wilayah nusantara melawan penjajahan Belanda dikutip dari laman Ditsmp Kemdikbud:
7 pertempuran bersejarah
1. Perang Saparua
Pattimura memimpin perlawanan rakyat Ambon melawan Belanda di Pulau Saparua. Penyerbuan ke Benteng Duurstede pada Mei 1817 menandai keteguhan hati Pattimura, yang dibantu oleh Anthony Rhebok, Christina Martha Tiahahu, Philip Latumahina, dan Kapitan Said Printah.Meski diakhiri dengan penangkapan dan hukuman gantung, perlawanan ini membuktikan keberanian dan tekad rakyat Ambon. Perlawanan Pattimura dapat dipatahkan setelah bantuan Belanda dari Batavia datang. Pattimura bersama tiga pengikutnya ditangkap dan dihukum gantung.
2. Perang Paderi
Dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol, perlawanan kaum Paderi melawan Belanda dimulai dari gerakan untuk memurnikan ajaran Islam di Minangkabau. Meskipun sempat terjadi perjanjian perdamaian pada 1825, namun pertempuran kembali berkobar hingga kekalahan Paderi pada 1837.3. Perang Diponegoro
Diponegoro memimpin perlawanan besar melawan Belanda, dipicu oleh penindasan dan campur tangan pemerintah Hindia Belanda di Keraton Yogyakarta. Meskipun akhirnya Diponegoro ditangkap dalam perundingan, perlawanan ini mencerminkan keberanian rakyat Jawa.4. Perang Aceh
Perang Aceh terjadi setelah Belanda memperoleh hak atas Aceh melalui traktat London. Rakyat Aceh, dipimpin oleh Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien, dengan gagah berani melawan penjajahan Belanda.Meskipun Belanda menghadapi kesulitan fisik dalam menghadapi perlawanan ini, mereka mengutus Dr. Snouck Hurgronje, yang menggunakan nama samaran Abdul Gafar, untuk memberikan saran tentang cara mengatasi perlawanan rakyat Aceh.
Snouck Hurgronje dengan nama samaran Abdul Gafar, seorang ahli bahasa, sejarah, dan sosial Islam yang telah belajar di Arab, memberikan saran kepada Belanda untuk menggunakan siasat adu domba guna mengalahkan rakyat Aceh.
Dengan siasat adu domba rakyat Aceh dapat dikalahkan. Sejak 1898 Aceh semakin terdesak. Banyak tokoh Aceh yang gugur, termasuk Teuku Umar dalam pertempuran di Meulaboh pada 1899.
Cut Nyak Dien, tokoh pemimpin perempuan ditangkap pada 1906 dan diasingkan ke Sumedang. Pahlawan perempuan Cut Meutia gugur. Walaupun Belanda sudah mengumumkan Perang Aceh berakhir pada 1904 tetapi perlawanan sporadis rakyat Aceh masih berlangsung hingga 1930 an.
5. Perang Batak
Di wilayah Tapanuli, Sumatra Utara, berlangsung perlawanan melawan penjajahan Belanda selama periode 29 tahun yang dikenal sebagai Perang Batak. Perlawanan ini dipimpin oleh Sisingamangaraja XII.Untuk menghadapi perlawanan ini, Belanda menarik pasukannya dari Aceh. Meskipun penduduk Tapanuli menunjukkan keberanian dalam melawan Belanda, pasukan yang dipimpin oleh Sisingamangaraja XII akhirnya dapat dikalahkan. Kedua putra Sisingamangaraja ikut gugur, sehingga Belanda berhasil menguasai seluruh Tapanuli.
6. Perang Banjar
Perang Banjar dimulai ketika Belanda ikut campur dalam urusan pergantian raja di Kerajaan Banjarmasin. Belanda mendukung Pangeran Tamjidillah, yang tidak populer di kalangan rakyat. Perlawanan dilancarkan oleh Prabu Anom dan Pangeran Hidayat.Pada 1859, Pangeran Antasari memimpin perlawanan setelah Prabu Anom ditangkap oleh Belanda. Meskipun pasukan Pangeran Antasari mengalami tekanan, pada 1862, Pangeran Hidayat menyerah, dan perlawanan Banjar di Pulau Kalimantan berakhir. Perang ini berhasil dipadamkan sepenuhnya pada 1905.
7. Perang Jagaraga
Perang Jagaraga di Bali dimulai dari perselisihan antara Belanda dan Kerajaan Buleleng mengenai hak tawan karang yang menyatakan kapal yang kandas di perairan Bali menjadi hak penguasa setempat. Ketika dua kapal Belanda disita oleh Raja Buleleng, Belanda menuntut pengembalian, tetapi Raja Buleleng menolak permintaan Belanda tersebut.Konflik ini memicu serangan Belanda ke Kerajaan Buleleng pada 1846. Setelah berhasil menguasai Buleleng, Raja Buleleng untuk sementara menyingkir ke Jagaraga dibantu oleh Kerajaan Karangasem. Setelah merebut Benteng Jagaraga, Belanda melanjutkan ekspedisi militer pada 1849.
Pada 1906, Belanda menyasar dua kerajaan Bali, yaitu Gianyar dan Klungkung. Seluruh kerajaan di Bali akhirnya jatuh ke tangan Belanda setelah rakyat Bali melakukan perang habis-habisan hingga mati yang dikenal sebagai perang puputan jagaraga.
Itulah tujuh pertempuran bersejerah yang dilakukan oleh rakyat terhadap penjajahan Belanda di berbagai wilayah di Nusantara. Semoga informasi ini bermanfaat yaa.
Baca juga: Wisata Sambil Belajar Sejarah di Rumah Kelahiran Bung Hatta Bukittinggi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id