Buat Sobat Medcom yang ingin mengenal lebih dalam dengan Bung Hatta bisa mengunjungi Rumah Kelahiran Bung Hatta di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 37, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Rumah yang didirikan sekitar tahun 1860-an itu menyimpan memoir Bung Hatta dan berbagai foto/dokumentasi milik keluarga Bung Hatta.
Struktur bangunan dari kayu terdiri atas bangunan utama, pavilion, lumbung padi, dapur dan kandang kuda, serta kolam ikan. Bangunan utama berfungsi untuk menerima tamu, ruang makan keluarga, dan kamar ibu, paman, dan kakek Bung Hatta sedangkan pavilion berfungsi sebagai kamar tidur Bung Hatta.
Bung Hatta dilahirkan dan menghabiskan masa kecilnya di rumah itu hingga usia 11 tahun. Sebagian besar perabotan di dalam rumah masih asli dari peninggalan masa kecil Bung Hatta yang diperoleh dari keluarga dan kerabat. Tata letak perabotan juga masih dipertahankan di tempat asalnya.
Pada 1913, Bung Hatta pindah ke Padang untuk melanjutkan pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), yang kini dikenal dengan SMP 1 Padang. Bung Hatta juga menimba pendidikan di Prins Hendrik School (PHS) di Batavia.
Kemudian, melanjutkan pendidikan di Handels Hooge School- sekolah dagang di Rotterdam, Belanda dari 1921-1932. Meskipun singkat berada di rumah kelahirannya di Bukittinggi, tetapi suasana dari kehidupan di rumah memberikan kenangan mendalam serta berperan besar dalam pembentukan wataknya.
Sejak kecil, Bung Hatta dididik dalam lingkungan keluarga yang taat melaksanakan ajaran Islam. Kakeknya dari pihak ayah, Abdurrahman Batuhampar, dikenal sebagai ulama pendiri Surau Batuhampar. Hidup di lingkungan keluarga religius, membuat Bung Hatta tidak pernah meninggalkan ibadah.
Bung Hatta dikenal dengan sosok sederhana, disiplin, penuh dengan kasih sayang, tidak banyak bicara, dan senang sekali membaca buku. Sifat-sifat itu dicontohnya dari sang Kakek, H Marah atau Pak Gaek.
Kesehariannya melihat sosok Pak Gaek yang merupakan kontraktor pos partikelir bekerja dengan ketelitian, disiplin, organisasi yang baik, dan tepat waktu dalam menyiapkan segala kebutuhan pengiriman. Sehingga memberikan kesan yang berbekas di benak Bung Hatta.
Bung Hatta dikenal sebagai aktivis dan pejuang sejak masa sekolahnya. Dia bersama teman-temannya mendirikan Jong Sumateranen Bond baik di Padang maupun Batavia, Perhimpunan Indonesia di Belanda, dan Pendidikan Nasianal Indonesia (PNI Baru).
Dia juga mengalami masa pembuangan di Digul, Bandaneira, dan Bangka. Bung Hatta menjadi proklamator kemerdekaan RI bersama Soekarno.
Keduanya menjadi presiden dan wakil presiden RI yang dalam masa kepemimpinannya terjadi perundingan Linggadjati, Renville, Roem-Royen dan akhrinya Bung Hatta mewakili RI dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda.
Peristiwa itu pula yang akhirnya membuat Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.

Rumah Kelahiran Bung Hatta. DOK DOK kemenparekraf.go.id
Rumah sempat dibongkar
Rumah Kelahiran Bung Hatta sudah runtuh pada 1960-an. Namun, atas gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, rumah tersebut dibangun ulang sebagai upaya mengenang dan memperoleh gambaran masa kecil sang proklamator di Kota Bukittinggi.Pada November 1994 sampai Januari 1995, dimulai penelitian untuk mendapatkan bentuk rumah yang akan dibangun. Berdasarkan foto yang ada dalam memoar Bung Hatta dan beberapa foto yang masih disimpan oleh keluarga, dimulailah menginterpretasikan ke dalam gambar perencanaan.
Sebetulnya, tanah Rumah Kelahiran Bung Hatta sempat dibeli oleh penduduk asli, pemilik Toko Sabar. Bangunan juga bergeser karena ada pelebaran jalan.
Salah satu bukti pergeseran lokasi adalah letak sumur yang semula berada di belakang rumah, kini bergeser ke dalam kamar salah satu paman Bung Hatta, Idris.
Di masa lalu, bagian depan bangunan langsung menghadap ke sawah milik kakek Bung Hatta. Tetapi seiring perkembangan Kota Bukittinggi, sawah tersebut kini menjadi Jalan Soekarno-Hatta.
Selain itu, terdapat sumur di dalam kamar. Sampai sekarang masih dipakai airnya, dialiri di teras dan di atas.
Ruang utama di lantai bawah dan lantai atas digunakan untuk memajang berbagai dokumentasi tentang perjalanan hidup Bung Hatta. Wisatawan dapat melihat bagian silsilah keluarga Bung Hatta, baik dari pihak ibu maupun ayahnya, bagan tersebut terpampang di dinding sebelah kiri dari pintu masuk.
Di kamar yang terletak di belakang rumah ini, pengunjung juga dapat menemukan koleksi berupa sepeda ontel tua, dan dokar tua yang dahulu pernah dipergunakan Bung Hatta semasa mudanya. Di belakang kamar tersebut merupakan kamar Bung Hatta saat masih bujang.
Semua barang-barang yang ada replika. Jadi, meniru barang-barang yang ada di foto dahulu kala.
Untuk mengembalikan suasana lalu, rumah ini juga dilengkapi dengan peralatan, seperti tempat tidur (kui) kuningan dari Inggris, kero hitam (tempat tidur hitam), tempat tidur ukir yang digunakan oleh Bung Hatta serta perabotan lainnya seperti kursi, meja, dan beberapa koleksi foto serta lukisan yang berasal dari pihak keluarga.

Rumah Kelahiran Bung Hatta. DOK DOK kemenparekraf.go.id
Rumah kelahiran jadi museum
Rumah Kelahiran Bung Hatta kini dijadikan museum. Letaknya sangat dekat dengan jantung Kota Bukittinggi atau hanya perlu waktu berjalan sekitar 15 menit dari Jam Gadang.Buat kalian yang sedang berada di Bukittinggi jangan lewatkan wisata museum ini. Museum beroperasi setiap hari, mulai pukul 08.00-17.00 WIB dengan biaya masuk gratis.
Keberadaan Rumah Kelahiran Bung Hatta memberikan peluang bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan pendapatan ekonomi mereka. Sebab, museum itu memiliki daya tarik utama atau magnet tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke Bukittinggi. Kalian tertarik berkunjung ke sini?
Baca juga: Kunjungi Bukittinggi, Anies Tak Lupa Mampir ke Rumah Kelahiran Bung Hatta |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id