Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Laura Navika Yamani mengatakan meski vaksin telah tiba, bukan berarti bisa langsung digunakan. Keberadaan vaksin yang harus kembali melalui proses uji klinis itu juga bukan jaminan sekolah atau lingkungan pada umumnya, aman dari covid-19.
"Untuk dalam waktu yang dekat masih belum bisa, artinya jika akan dibuka pada awal tahun 2021. Karena untuk proses vaksinasi menunggu ijin edar atau keluarnya Emergency Authorization Used (EAU) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," kata Laura kepada Medcom.id, Selasa 8 Desember 2020.
Laura mengatakan, vaksin covid-19 Sinovac itu harus diuji klinis fase tiga di Indonesia. Apabila berjalan lancar sekalipun, hasil uji klinis baru didapatkan pada akhir Januari 2021.
"Ini baru bisa didapat setelah uji klinis fase tiga vaksin Sinovac didapatkan sekitar akhir Januari 2021 dan selanjutnya BPOM akan mengkaji hasilnya sebagai syarat keluarnya EAU. Sehingga kemungkinan sekitar pertengahan tahun bisa dimulai vaksinasi," jelasnya.
Baca: PTM Januari 2021, Pemerintah Diminta Siapkan Skema Perlindungan Guru
Jadi, menurut Laura, pembukaan sekolah tetap harus menunggu situasi kasus covid-19 yang bisa dikendalikan. Ini agar PTM dapat berjalan dengan lancar.
"Sehingga lebih aman dan tidak berisiko untuk terjadi peningkatan kasus yang signifikan dengan dibukanya sekolah," ujarnya.
Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin covid-19 buatan Sinovac tiba di Indonesia. Vaksin itu disebut sebagai harapan baru penanganan virus berbahaya di Tanah Air. Vaksin covid-19 Sinovac tersebut merupakan produk jadi. Pemerintah masih mengupayakan 1,8 juta dosis vaksin yang bakal tiba pada Januari 2021.
Indonesia akan menerima 15 juta dosis vaksin pada Desember 2020. Serta didatangkan pula 30 juta dosis vaksin dalam bentuk baku curah yang akan diproses oleh PT Bio Farma (Persero).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News