Ilustrasi pengukuran beda tinggi. DOK epi.edu
Ilustrasi pengukuran beda tinggi. DOK epi.edu

Pengukuran Beda Tinggi Adalah: Pengertian, Fungsi, Proses dan Pentingnya di Dunia Konstruksi

Renatha Swasty • 09 Oktober 2025 16:03
Jakarta: Sobat Medcom pernah lihat petugas yang membawa alat mirip teropong di pinggir jalan atau proyek bangunan? Mereka sedang melakukan kegiatan penting yang disebut pengukuran beda tinggi.
 
Yuk kita bahas lebih dalam terkait pengukuran beda tinggi, mulai dari arti, fungsi, proses, dan pentingnya di dunia konstruksi berikut ini dikutip dari laman Direktorat SMK:

Apa itu pengukuran beda tinggi?

Pengukuran beda tinggi adalah pengukuran ketinggian atau elevasi terhadap titik-titik yang tersebar di permukaan bumi dengan sistem referensi dan bidang acuan. Bidang acuan atau sistem referensi di sini adalah tinggi muka air laut.

Fungsi pengukuran beda tinggi

Hasil dari pengukuran beda tinggi digunakan dalam banyak hal. Beberapa di antaranya:
  1. Merancang jalan raya dan jalur kereta api.
  2. Menentukan desain bendungan dan saluran irigasi.
  3. Menghitung volume pekerjaan tanah.
  4. Menyelidiki arah aliran air atau drainase.
  5. Membuat peta topografi yang menggambarkan bentuk permukaan tanah.
Jadi, tanpa pengukuran ini, pembangunan bisa melenceng dari rencana karena data ketinggian dan jaraknya tidak akurat.

Proses pengukuran beda tinggi

Supaya hasilnya akurat, pengukuran beda tinggi dilakukan lewat beberapa tahap penting:

1. Persiapan alat dan lokasi

Sebelum mulai, petugas menyiapkan alat seperti leveling, statif (tripod), rambu ukur, meteran, dan perlengkapan tulis. Semua harus dicek dulu supaya tidak rusak atau miring saat digunakan.

2. Penentuan titik awal

Di lapangan, titik pertama diberi tanda patok sebagai acuan awal pengukuran. Dari titik ini, alat diarahkan ke titik berikutnya yang akan diukur.

3. Pemasangan alat

Statif dipasang di atas patok dan diatur agar rata. Lalu, alat leveling diletakkan di atasnya. Pengamat memastikan gelembung nivo berada di tengah agar alat benar-benar datar.

4. Pemasangan rambu ukur

Rambu diletakkan di titik target berikutnya. Dasarnya harus pas di tengah patok dan tidak miring. Setelah stabil, alat siap membaca jarak dan beda tinggi.

5. Pembacaan dan pencatatan data

Melalui teropong, pengamat membaca tiga angka: benang atas (BA), tengah (BT), dan bawah (BB). Rumusnya:
 
BT = (BA + BB) / 2

Jika hasil belum tepat, pembacaan diulang untuk memastikan akurasi.

6. Menghitung Jarak Antar Titik

Jarak antar titik bisa dihitung dengan pita ukur atau secara optis menggunakan rumus:
 
D = 100 × (BA - BB)

7. Pemindahan dan Pengulangan

Setelah satu titik selesai, alat dipindahkan ke titik selanjutnya. Proses ini diulang hingga semua titik terukur, biasanya sampai 25 titik dalam latihan lapangan.

Pentingnya pengukuran beda tinggi di dunia konstruksi

Menurut Astri Pinasi dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Indramayu, pengukuran beda tinggi menjadi dasar dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, bendungan, dan sistem irigasi. Tanpa data ini, pembangunan bisa tidak presisi dan berisiko tinggi.
 
Nah, sekarang sudah tahu kan kalau pengukuran beda tinggi bukan sekadar mengukur tanah biasa. Proses ini penting banget untuk memastikan proyek pembangunan berjalan sesuai desain dan kondisi di lapangan. Semoga informasi ini bermanfaat yaa. (Syifa Putri Aulia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan