Atap kelas SMKN 1 Cileungsi. DOK Metro TV
Atap kelas SMKN 1 Cileungsi. DOK Metro TV

Atap SMKN 1 Cileungsi Ambruk, Kepala Sekolah Minta Bangunan Sekolah Dicek Menyeluruh

Renatha Swasty • 12 September 2025 10:37
Jakarta: Kepala SMKN 1 Cileungsi, Meisye Yeti, meminta pemerintah khususnya Kementerian Pekerjaan Umum/Dinas Pendidikan untuk memastikan keamanan bangunan sekolah menyeluruh. Ini menyusul ambruknya atap kelas pada Rabu, 10 September 2025. 
 
"Kejadian ini menjadi atensi bagi kami supaya kami lebih memperhatikan kondisi bangunan sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 2015. Saya akan melanjutkan dan terus berkoordinasi pihak PUPR Kab. Bogor untuk menilai bangunan mana yang rusak sekaligus pemeliharaannya ke depan,” ujar Meisye dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan Kemendikdasmen dikutip Jumat, 12 September 2025.   
 
Meisye menceritakan kronologis kejadian. Dia mengatakan pada Rabu, 10 September 2025 sekitar pukul 09.15 WIB, tiba-tiba atap ruangan lantai dua Gedung C roboh. Alif, perwakilan orang tua murid kelas 12 mendapat cerita dari anaknya yang menjadi korban, saat itu di kelas sedang mengikuti sosialisasi Sertifikasi Keahlian Kerja. 

"Tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari atas dan para murid panik berhamburan keluar kelas,” ujar Alif yang anaknya mengalami luka bocor di kepala. 
 
Murid terdampak ambruknya atap sekolah segera dievakuasi ke UKS. Sementara itu, yang memerlukan perawatan dievakuasi ke Radjak Hospital dengan bantuan Ambulan Desa Limusnunggal. Korban luka yang ditangani di RS Radjak sebanyak 25 murid dan yang ditangani di RS Mary berjumlah tiga murid dan dua guru. 
 
Alif mengatakan penanganan musibah cepat, termasuk dari RS, sekolah, Polsek, dan instansi pemerintah. Dia berharap kejadian yang sama tak terulang lagi. 
 
Baca juga: Jenguk Korban Ambruknya Atap SMKN 1 Cileungsi, Menteri Mu'ti Doakan Siswa Segera Pulih 

"Namun, kejadian ini menjadi pemantik agar kita melihat lebih detail lagi sarpras kelayakan bangunan SMK. Termasuk gedung yang sekarang perlu dicek detail. Kami harus menerima jaminan keamanan dari sekolah supaya orang tua merasa tenang menyekolahkan anaknya,” ujar Alif. 
 
Ega, murid kelas 12, mengaku masih trauma saat hendak tidur dalam posisi telentang. Sebab, ada rasa khawatir langit-langit kamarnya ambruk. 
 
“Saat kejadian, saya kebetulan yang berhasil keluar pertama kali dari kelas. Tidur pun masih dalam posisi miring karena masih ada luka jahitan akibat tertimpa genting yang menimpa kepala saya,” kata dia. 
 
Meisye mengatakan menyikapi kejadian ini, sekolah telah melakukan sejumlah tindakan. Melakukan evakuasi cepat terhadap murid dan guru yang terdampak; berkoordinasi dengan dengan RT, Polisi, Koramil, Ambulan Desa dan Damkar Cileungsi; berkoordinasi dengan para guru untuk penanganan dan pengamanan barang-barang murid dan guru yang tertinggal; berkoordinasi dengan pihak PLN untuk memutus sementara aliran listrik di area terdampak, guna mencegah potensi korsleting dan bahaya lanjutan. 
 
“Alhamdulillah saat kejadian gerak cepatnya seluruh anak-anak, guru, Kapolsek, Damkar, Puskesmas, ada 10 ambulan, untuk menangani para korban. Beruntung, tidak ada korban jiwa,” ujar dia. 
 
Gedung C SMKN 1 Cileungsi dibangun pada 2015 menggunakan Dana APBD Kabupaten Bogor dengan mekanisme serah terima kunci. Berdasarkan laporan Dinas Perumahan, ambruknya atap disebabkan ketidaksesuaian antara rangka baja ringan dengan beban penutup atap genting tanah liat yang relatif berat. 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan