Hal yang dilakukan BRIN adalah dengan meluncurkan program akuisi pengetahuan lokal. Program ini dilakukan dengan cara proaktif melakukan penjaringan dan kerja sama dengan para penulis atau komunitas lokal.
"(Program) yang dimaksud adalah penerbitan buku elektronik atau e-book dari para penulis Indonesia, terutama tentang kekayaan lokal. Nanti, e-book ini bisa diakses oleh publik secara terbuka," kata Koordinator Pelaksana Fungsi Akuisisi Pengetahuan Repositori, Multimedia, dan Penerbitan Ilmiah BRIN, Fadly Suhendra, dalam Sarasehan dalam Jaringan (Sadaring) yang ditayangan di kanal Youtube milik Alinea, Sabtu, 2 April 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Program ini sudah digagas sejak 2020. Sebanyak 3.000 e-book diunggah setiap bulannya sejak program ini diluncurkan.
Fadly mengatakan BRIN menerima naskah-naskah yang diusulkan oleh para penulis Indonesia. Selanjutnya, naskah-naskah itu akan diterbitkan jika memenuhi syarat. Tak hanya buku baru, BRIN juga akan menerbitkan buku lama yang dianggap masih relevan.
Pada setiap penerbitan e-book karya para penulis, BRIN memberikan insentif berkisar Rp6 juta hingga Rp20 juta. Sebelum diterbitkan oleh BRIN, dilakukan seleksi dan verifikasi terhadap naskah, proposal, atau manuskrip yang diusulkan oleh para penulis.
Fadly memberi jaminan bahwa seleksi terhadap naskah-naskah yang diusulkan akan dilakukan dengan seobyektif mungkin. Seleksi juga melibatkan para profesional di bidang masing-masing.
"Bukan tidak mungkin BRIN bekerja sama dengan Alinea dalam menjustifikasi naskah-naskah yang diusulkan,” katanya.
Baca: Ruang Publik Harus Diwarnai Karya Sastra dan Kegiatan Budaya
Ketua Presidium Alinea, Imelda Akmal, mengatakan siap bekerja sama dengan BRIN untuk mendukung program akuisisi pengetahun lokal tersebut. Program ini, kata Imelda, menjadi peluang besar bagi para penulis Indonesia untuk berbagi pengetahuan.