Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu, lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
“Dalam kondisi stres yang berkepanjangan perlu berkonsultasi dengan tenaga kesehatan yang profesional,” kata Yayi dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 14 Februari 2023.
Yayi mengatakan orang tua, guru, dan lingkungan sekitar perlu mengetahui tanda gejala awal bagi orang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Gejala awal gangguan kesehatan mental dapat dilihat dari munculnya beberapa penyakit tertentu sampai menimbulkan stres karena perasaan tertekan, cemas, atau tegang sehingga menuntut tubuh seseorang melakukan penyesuaian.
Dia menuturkan penyebab timbulnya stres bisa disebabkan pekerjaan, faktor ekonomi, hingga relasi hubungan dengan pasangan dan orang tua yang tidak harmonis. Yayi menyebut gangguan kesehatan mental bisa menimbulkan dampak pada gangguan fisik, pikiran, dan emosional.
“Hampir 50 persen pasien yang datang ke dokter itu berhubungan dengan psikologi,” kata dia.
Adapun gejala umum stres yang ditemui pada gangguan fisik, ialah mudah kelelahan, pusing, diare, tekanan darah naik, mual, sakit di dada, gemetar, sakit perut, sulit tidur, susah bernapas, peningkatan detak jantung, dan gatal-gatal di kulit.
Sementara itu, gangguan pikiran ditunjukkan adanya sulitnya konsentrasi, mudah lupa, sulit mengambil keputusan, distorsi, berpikir irasional, sulit mengingat, paranoia, kesulitan menyelesaikan masalah, dan gagal fokus.
Sedangkan, gangguan pada emosional dan tindakan dapat dilihat dari tanda seseorang itu mudah marah, menarik diri, banyak absen (tidak hadir), sering terlambat, terlalu sensitif, makanan kompulsif, menyelesaikan masalah dengan pelarian ke minuman keras, obat, dan rokok. Lalu, gangguan dalam hubungan interpersonal dan perubahan pada pola tidur dan pola makan.
Yayi menyebut bila dibiarkan berlarut larut tingkat stres berlebihan bisa menjurus pada kondisi depresi. Hal itu dengan adanya gejala munculnya perasaan sedih berlebihan, kehilangan minat dan kesenangan, perasaan merasa tidak berguna, gangguan tidur, dan gangguan selera makan, menjadi tidak bersemangat, mengalami konsentrasi rendah dan perasaan tidak berdaya.
“Depresi ini sangat berbahaya jika punya ide bunuh diri, dimulai dari mengurung diri maka bisa memunculkan seseorang untuk ide bunuh diri,” papar dia.
Yayi mengatakan gejala awal gangguan kesehatan mental seharusnya perlu disosialisasikan pada orang tua dan guru-guru di sekolah. Sehingga, bisa mendeteksi bila ada remaja yang mengalami gangguan kesehatan mental di awal.
“Bisa identifikasi, gejala depresi ringan dan sedang bisa konsultasi dengan profesional. Sayangnya tidak semua daerah punya psikolog di puskesmas, apalagi ini belum menjadi program prioritas nasional,” jelas dia.
Ketua Health Promoting University (HPU) UGM itu menuturkan pihaknya akan bekerja sama dengan banyak kampus lain yang tergabung dalam jejaring kampus sehat untuk melakukan kegiatan pengabdian edukasi dan sosialisasi soal menjaga kesehatan mental di masyarakat.
”Apalagi Fakultas Psikologi di Indonesia itu ada lebih dari 100,” tutur dia.
Baca juga: Peran Dosen Wali Diperlukan Cegah Gangguan Mental pada Mahasiswa |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News