Tarkus mengatakan kondisi ini mendorong dosen wali mesti aktif hadir mendampingi mahasiswa. “Dosen wali bukan hanya sekadar menyetujui Kartu Rencana Studi mahasiswa, melainkan harus menjadi tempat mahasiswa merasa diterima di kampus,” kata Tarkus dalam acara Dialog dengan Dosen Wali dikutip dari laman unpad.ac.id, Rabu, 18 Januari 2023.
Tarkus mengatakan ancaman kesehatan mental cukup mengkhawatirkan. Hal itu bukan sekadar memukul mundur semangat mahasiswa, tetapi bisa berdampak lebih parah hingga bunuh diri.
Dia menyebut kehadiran dosen wali sebagai sarana mahasiswa bercerita, berkeluh kesah, mengadu, dan ngobrol perlu digalakkan. Tarkus menuturkan merasa dicintai, diterima, dan memberi ruang satu sama lain dapat menekan masalah kesehatan mental pada mahasiswa.
Tarkus menjelaskan ciri diri sehat mental ialah mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, suka menolong, dan ditolong oleh orang lain. Selain itu, diri yang sehat juga dapat memvalidasi dirinya, tidak menilai keberhasilan orang lain sebagai perbandingan hidup, serta melakukan kegiatan sesuai bakat dan kemampuan.
Dia menyebut dalam menguatkan kesehatan mental mahasiswa, ada peran dosen dalam pembangunan karakter mahasiswa, antara lain sebagai panutan, penyedia informasi, fasilitator, asesor, perencana, dan pengembangan sumber daya manusia. Hal ini untuk mencegah perundungan, menekan angka sakit mental, serta menjadi rumah untuk mahasiswa.
“Dosen sebagai panutan mahasiswa dapat diartikan sebagai dosen yang approachable, organizer, dan mentoring,” papar dia.
Baca juga: Survei I-NAMHS: 15,5 Juta Remaja Indonesia Memiliki Masalah Kesehatan Mental |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News