Anggota tim PKM-RE ITS Wury Handayani menjelaskan nanofluida merupakan cairan berbasis air yang mengandung partikel nano inti seng oksida (ZnO). Partikel tersebut dipilih karena dikenal konduktivitas termalnya tinggi sehingga sangat efektif mentransfer panas.
“Namun, partikel tersebut mudah mengendap sehingga kami menambahkan dua lapisan titanium dioksida (TiO2) untuk meningkatkan stabilitas nanofluida,” papar Wury dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 13 November 2024.
Selanjutnya, tim dari Departemen Teknik Fisika ITS ini menggunakan nanofluida tersebut dalam siklus rankine organik. Pada siklus ini, biasanya dibutuhkan sebuah boiler untuk memanaskan air hingga mencapai titik didihnya 100 derajat celsius.
Sehingga dapat menghasilkan uap panas bertekanan tinggi untuk memutar turbin. Selanjutnya, turbin yang berputar tersebut terhubung dengan generator yang menghasilkan energi listrik.
Namun, penggunaan boiler air tersebut dinilai kurang efektif karena memerlukan energi panas yang tinggi. Pasalnya, nanofluida core-shell ZnO@TiO2 ini memiliki titik didih relatif rendah sekitar 25 derajat celsius, sehingga dapat mempercepat penghasilan uap bertekanan tinggi.
“Karena panas dari perut bumi telah cukup untuk mendidihkan nanofluida ini, kami tidak memerlukan boiler air untuk menghasilkan uap sehingga lebih efektif,” papar Wury.
Baca juga: Dataran Dieng Diusulkan Sebagai Taman Bumi Nasional |
Kapasitas energi listrik yang dapat dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga uap sebesar 1,3 megawatt dengan memanfaatkan nanofluida sebagai pengganti air. Wury menuturkan produksi listrik nasional dapat bertambah hingga 20 gigawatt bila inovasi ini diterapkan pada ribuan sumur minyak terbengkalai di Indonesia.
Sehingga bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap target peningkatan porsi energi terbarukan sebesar 29,8 persen. Tim yang terdiri dari empat mahasiswa yang baru saja bergelar sarjana tersebut berhasil menjuarai ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 lewat inovasi ini.
Tim berhasil membawa pulang medali emas untuk kategori poster PKM-RE. Kejayaan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi tim karena berhasil mengharumkan nama almamater.
Wury berharap penelitian terhadap nanofluida ini dapat dikembangkan lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mencapai target energi bersih.
“Nanofluida menjadi solusi fluida alternatif yang lebih efisien, khususnya untuk memanfaatkan potensi sumur minyak terbengkalai di Indonesia,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News