Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan, tahun ajaran baru di tengah pandemi virus korona (covid-19) sudah berjalan dua pekan. Namun, masalah PJJ masih sama seperti sebelumnya.
"Sekolah masih menyusun daftar mata pelajaran seperti sebelum pandemi. Anak kelas 1 SD masih dijadwalkan belajar dari jam 07.30 sampai 12.00," kata Retno melalui siaran pers, Senin, 27 Juli 2020.
Retno mengatakan, mekanisme belajar tersebut masih merujuk kurikulum 2013, yang belum ada penyederhanaan. Belum ada pengurangan Kompetensi Dasar (KD) dan materi esensial, sehingga pola PJJ fase satu yang dinilai banyak masalah, kembali terulang.
"Beban guru, siswa dan orang tua sebagai pendamping anak belajar belum dikurangi," ujarnya.
Baca: Rektor UAI Menilai POP Kemendikbud Harus Ditunda
Retno menegaskan, kurikulum 2013 harus segera disederhanakan dan disesuaikan dengan situasi pandemi. Harapannya, ada kurikulum adaptif dengan kompetensi dasar yang sudah dikurangi.
"Kemendikbud harus memilah dan memilih materi yang esensial dan dapat dilaksanakan anak ketika belajar di rumah," kata Retno.
Catatan KPAI, ada sejumlah dampak PJJ saat pandemi. Salah satunya, anak rentan mengalami kecanduan gadget, internet, serta eksploitasi seksual. Kemudian, PJJ juga membuat anak rentan mengalami gangguan kesehatan, lalu rentan putus sekolah, serta mengalami eksploitasi dan berbagai kekerasan.
"Untuk mengatasi kerentanan yang berpotensi dialami anak-anak selama PJJ, maka proses PJJ sudah seharusnya dievaluasi dan diperbaiki," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
