Menurut Asep, tanpa kajian yang mendalam tentu akan lahir kebijakan yang tidak matang. Dari sini akan lahir konsep yang serba tanggung.
Akibatnya memunculkan ketidakpuasan. Dibungkus dengan dalih profesional apapun sama sekali tidak akan menutup kelemahan konsep tersebut.
"Profesionalitas itu sifatnya di lapisan luar, yang lebih penting adalah kedalaman dan kekuatan konsep. Tanpa itu, perbaikan hanya terjadi di lapisan kulit. Kesimpulannya, tunda POP sebelum punya 2W1H yakni what, why dan how yang kokoh," kata Asep dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 26 Juli 2020.
Baca juga: NU Menilai Konsep POP Belum Matang
Asep mengakui, bahwa gagasan Organisasi Penggerak yang diluncurkan Mendikbud sekitar awal Maret 2020 itu tidaklah buruk. Setidaknya, kata Asep, ada keinginan Kemendikbud melibatkan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
"Gagasan berbasis gotong royong ini tentu perlu diacungi jempol," imbuhnya.
Tetapi mundurnya Muhammadiyah, NU (Nahdlatul Ulama), dan PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) menurut Asep bukan persoalan sederhana. Menurut Asep, masyarakat Indonesia tentu mengetahui bahwa ketiga organisasi itu sudah malang melintang di dunia pendidikan jauh sebelum kemerdekaan.
Baca juga: Dihubungi Nadiem, LP Ma'arif NU Tetap Mundur dari POP
Artinya, kata Asep, sumbangsih ketiga organisasi besar itu terhadap dunia pendidikan Indonesia itu luar biasa. "Saya yakin ketiga organisasi itu pasti mendukung penuh upaya pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan nasional melalui pelibatan ormas atau lembaga komunitas lainnya, termasuk yayasan-yayasan. Walaupun kita tahu bahwa sudah lama sekali berbagai sumbangsih mereka terhadap dunia pendidikan," terangnya.
Di kalangan Islam, selain Muhammadiyah dan NU, banyak lagi ormas yang sangat kuat dalam pendidikan. Sebut saja Mathlakul Anwar, Al Wasliyah, Al Khairat, Al Irsyad, Persis, dan turunan-turunannya dalam bentuk Pondok Pesantren dan Madrasah itu sudah ribuan banyaknya.
Asep menambahkan, belum lagi dari Katolik, Kristen, Budha, Hindu, dan Konghucu. Semua itu mempunyai peran yang tidak kecil di dunia pendidikan Nasional. "Tanpa kepedulian mereka terhadap pendidikan ini, Negara akan kewalahan terutama dari segi pendanaan," tegas Asep mengingatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News