Keduanya ialah dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Endang Sutriswati Rahayu (Trisye), dan dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK), Jarir At Thobari. Penghargaan diberikan pada perayaan HUT ke-22 BPOM RI pada 15 Februari 2023 di Ciputra Artpreneur Theater Jakarta.
Trisye mengaku senang dan mengapresiasi pemberian penghargaan dari BPOM RI. Dia mengaku tak menyangka akan mendapat penghargaan tersebut.
“Tentu saja saya sangat senang sekali karena mendapatkan penghargaan ini. Sama sekali tidak terpikirkan sebelumnya,” kata Trisye dikutip dari laman ugm.ac.id, Rabu, 22 Februari 2023.
Trisye ikut membantu menyusun regulasi BPOM terkait klaim probiotik sejak 2005. Namun, sesuai dengan perkembangan zaman, regulasi terus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku secara internasional agar terdapat harmonisasi regulasi terutama dengan negara-negara tetangga.
“Regulasi terkait klaim probiotik pada bahan pangan yang terbaru dikeluarkan 2022. Saya terlibat dalam penyusunannya,” ujar dia.
Dia juga dilibatkan BPOM sebagai pakar pada sidang Codex Committee on Food Additives (CCFA) membahas regulasi terkait minuman berbasis susu fermentasi di New Zealand pada 2008. Bahkan, beberapa kali bersama pakar lain dari ITB dan IPB mengikuti sidang codex terkait dengan cemaran pada bahan pangan, khususnya terkait mikotoksin.
“Sejak pandemi, sidang codex terkait cemaran dilaksanakan online. Sidang codex terakhir ini berlangsung pada Mei 2022,” beber dia.
Peneliti soal kandungan probiotik pada pangan itu sudah menggeluti penelitian ini lebih dari 20 tahun. Bahkan, hasil penelitiannya akan dihilirisasi.
“Hasil penelitian kami juga siap diadopsi oleh industri, harapannya produk probiotik indigenous segera beredar di pasar,” jelas dia.
Trisye menyebut penelitian probiotik indigenous yang ia lakukan sudah melalui tahapan skrining sampai dengan uji klinis pada manusia untuk mempelajari manfaat kesehatan. Beberapa uji yang sudah dilakukan dan bahkan sudah dipublikasikan adalah manfaat probiotik indigenous bagi anak-anak stunting, responden obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
“Saat ini, sedang kita lakukan studi manfaat probiotik indigenous untuk penderita fatty liver (perlemakan hati) bekerja sama dengan universitas lain,” papar dia.
Trisye menjelaskan dari hasil-hasil uji klinis diketahui probiotik indigenous yang ia kembangkan potensial menjaga kesehatan tubuh melalui peningkatan kesehatan saluran cerna. Bahkan, probiotik ini juga dapat digunakan untuk menurunkan kasus diare pada pasien OTG covid-19.
Intervensi dari probiotik setelah diuji signifikan dapat meringankan keluhan yang dirasakan pasien serta dapat menekan kejadian diare pada pasien OTG covid-19 dengan mengatasi keluhan dysbiosis.
“Dysbiosis ini juga dapat berdampak pada munculnya diare. Intervensi probiotik diperkirakan dapat membantu mengatasi dysbiosis melalui kemampuannya berkolonisasi di usus, memberikan proteksi pada epitel, menyehatkan lingkungan usus, dan meningkatkan sistem kerah usus," papar dia.
Baca juga: UGM Kaji Pemberian Gelar Profesor Kehormatan Usai Terjadi Polemik |
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News