Co.dala sendiri diambil dari kata Co yang berarti ekosistem dan Dala dari bahasa Sansekerta yang berarti daun bunga. Kegiatan yang bermula dari mata kuliah Proyek Kepemimpinan ini sekaligus menjadi salah satu upaya meminimalisir kerusakan ekosistem.
“Selain memperkenalkan metode pembuatan batik kepada anak-anak, kegiatan ini juga sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan literasi sains bahwa alam perlu dijaga dan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang positif,” kata Ketua Tim Proyek Co.dala, Nurul Rahmiah Fitri, kepada Medcom.id, Sabtu, 5 Agustus 2023.
Mahasiswa mengajarkan pembuatan ecoprint pada 30-an anak selama dua minggu. Mereka yang diajarkan mulai dari taman kanak-kanak hingga kelas 1-6 SD.
Co.dala. Medcom.id/Renatha Swasty
Adapun bunga-bunga yang digunakan mudah ditemukan di sekitar dan memiliki karakteristik tidak terlalu tipis ataupun terlalu tebal, seperti daun ubi jepang, daun paku, daun belimbing, kembang sepatu, bunga kamboja, hingga bunga telang. Ecoprint dibuat di media seperti kain dan pouch.
“Kedepannya kami ingin mencoba di media lain seperti tote bag,” beber Nurul.
Nurul mengaku anak-anak sangat antusias mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir. Tak cuma itu, mereka suka mengajak temannya untuk bergabung dalam pembelajaran.
Proyek itu juga membuat anak-anak memiliki kegiatan bermanfaat di luar pembelajaran di sekolah. Nurul mengaku membiasakan mengajarkan anak-anak tak mudah.
Apalagi, sebagai mahasiswa PPG Prajabatan lebih terbiasa berinteraksi dengan anak-anak usia sekolah menengah atas. Namun, proyek Co.dala memberikan banyak ilmu dan pengalaman bagi mahasiswa.
Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Unja yang mendirikan Co.dala. Medcom.id/Renatha Swasty
“Terutama dalam mengaplikasikan pembelajaran sosial emosional dalam mata kuliah yang ada di PPG Prajabatan di samping mata kuliah Proyek Kepemimpinan sebagai awal mula adanya Co.dala ini,” tutur dia.
Sejauh ini, hasil kreativitas anak-anak baru dikenalkan dalam Festival Gong Sitimang di Danau Sipin yang merupakan bagian persinggahan tim Ekspedisi Sungai Batanghari dalam Kenduri Swarnabhumi 2023. “Kedepannya akan kami kembangkan lagi nantinya produk-produk yang dapat dijual,” tutur Nurul.
Nurul menyebut meskipun Co.dala merupakan proyek kuliah namun bakal terus dilanjutkan. Apalagi, mendapat banyak dukungan dari berbagai kalangan.
“Kami akan terus mencoba dan belajar memperbaiki diri sehingga proyek yang berawal dari tugas kuliah dapat menjadi usaha kami kelak di masa depan,” tutur dia.
| Baca juga: Festival Gong Sitimang, Merawat Danau Sipin Demi Keberlanjutan Hidup |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
