Tujuan kegiatan ini untuk mengidentifikasi masalah, potensi, dan kebutuhan pengembangan kapasitas SMK, serta merumuskan kegiatan pengembangan kapasitas dan kerja sama dengan SMK di Indonesia. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbudristek, Anang Ristanto, berharap kegiatan ini dapat menjadi media bagi peningkatan kualitas pendidikan khususnya bagi sekolah vokasi di seluruh Indonesia.
“Harapannya pendidikan vokasi dapat mencetak lulusan yang kompeten, berdaya saing, dan adaptif terhadap tuntutan dan kebutuhan DUDI,” kata Anang dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 Februari 2022.
Anang menyebut hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan Direktur SEAMEO BIOTROP, Zulhamsyah Imran, yang menekankan perlunya peningkatan mutu lulusan siap kerja. “Untuk menciptakan SMK yang mandiri dan berdaya saing tinggi maka perlu dilakukan Training Need Analysis (TNA),” ujar dia.
Anang menjelaskan TNA dilakukan untuk mengetahui kesenjangan (gap) kompetensi yang dibutuhkan DUDI dengan SMK di Indonesia. Khususnya di bidang biologi tropika.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah (Ditjen PAUDDikdasdikmen), Wardani Sugiyanto, mengungkapkan ada kesenjangan menyangkut ketidaksesuaian kurikulum dan kebutuhan DUDI. Untuk itu, perlu pembelajaran berbasis proyek (project based learning).
“Salah satu kurangnya inovasi teknologi dalam bidang pertanian, peternakan, dan perikanan di SMK ketika dihadapkan dengan produksi skala industri, sehingga untuk melepas sekat-sekat antara mata pelajaran dengan demand driver, perlu pengembangan kurikulum berbasiskan project based learning (PBL),” tegas dia.
Baca: Pemadanan Dukungan, Babak Baru Pengembangan SMK Pusat Keunggulan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News