Dana abadi Kebudayaan yang juga dikenal sebagai Dana Indonesiana diluncurkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, sebagai Merdeka Belajar Episode ke-18 pada 2022. Ini untuk mendukung perkembangan dan prestasi budayawan serta menyalurkan ekspresi mereka, baik kelompok maupun perseorangan.
Dana yang tersimpan pada 2022 sebanyak Rp3 triliun dan meningkat menjadi Rp5 triliun di 2023. Ketua Pengawas Koalisi Seni, Linda Hoemar Abidin, mengungkapkan belum banyaknya investasi dalam kebudayaan karena mayoritas orang merasa investasi di bidang tersebut belum memperoleh hasil signifikan.
“Padahal, banyak usulan seperti perlunya memfasilitasi orang-orang yang punya ide cemerlang atau yang sudah lama merawat kebudayaan kita, tapi tidak mempunyai kemampuan literasi dalam administrasi,” kata Linda dalam keterangan tertulis, Jumat, 27 Oktober 2023.
Alia Swastika dari Jogja Biennale mengaku selama 10 tahun berjibaku dengan pendanaan. Pihaknya melakukan kegiatan dengan keterbatasan yang ada.
"Adanya kesempatan menerima pendanaan ini (Dana Indonesiana) menjadi hal besar untuk kami mengembangkan organisasi dan merealisasikan impian-impian kami. Dana Indonesiana bisa mengembangkan festival yang kami adakan,” ujar dia.
Direktur Riset LPDP, Kementerian Keuangan, Wisnu Sarjono Sunarso, menyebut pihaknya ingin terus mempermudah penerima manfaat dari Dana Indonesiana. Apalagi, dana abadi ini fleksibel mengikuti kontrak atau usulan penerima.
"Keleluasaan diberikan kepada penerima setelah penandatanganan kontrak, 80 persen dana akan langsung diberikan sehingga tidak menunggu waktu lama,” kata Wisnu.
Hasil diskusi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih mendalam mengenai pentingnya optimalisasi Dana Indonesiana dalam mendukung komunitas dan organisasi untuk memajukan kebudayaan di Indonesia.
Dunia seni bebas kekerasan seksual
Praktisi di industri seni, Pitra Hutomo, menyoroti pentingnya layanan bantuan hukum yang mudah diakses untuk seniman. Sementara itu, praktisi lainnya, Ika Putri Dewi, menggarisbawahi perlunya memahami konsep kekerasan seksual secara holistik dan bagaimana hal tersebut dapat diterjemahkan ke dalam standar operating procedure (SOP) yang efektif.“Harus ada pemahaman yang kuat tentang kekerasan seksual dalam dunia seni sehingga prosesnya jauh dari hal tersebut. Di sisi lain, belum ada langkah konkret dan kesepakatan bersama terkait itu. Oleh karenanya perlu peranan asosiasi dalam mendorong terciptanya SOP kekerasan seksual,” ujar Ika.
Acara ini juga menjadi momentum penting dalam memastikan komunitas seni merupakan medan yang bebas dari kekerasan dan eksploitasi. Dengan melibatkan berbagai perspektif dan pengalaman, diharapkan ada pemahaman mendalam dan tindakan nyata untuk mewujudkan kebebasan ekspresi dan keberagaman dalam lingkungan seni yang aman dan inklusif.
Pesan perjuangan Dialita
Dialita, sebuah kelompok paduan suara yang terdiri dari kelompok ibu berusia mayoritas 50 tahun juga hadir di KKI 2023. Mereka menghadirkan penampilan istimewa dengan empat lagu sarat makna pada acara bertajuk “Jejaring, Rimpang–Kejatuhan dan Hati”.Acara ini mempersembahkan lagu-lagu bernuansa perjuangan, termasuk “Dunia Milik Kita” dan “Kupandang Langit”. Anggota Paduan Suara Dialita mengambil peran aktif dalam memilih lagu-lagu yang menjadi bagian dari repertoar mereka.
Lagu-lagu dipilih dengan tujuan menyampaikan pesan-pesan perjuangan dan pengalaman hidup anggotanya.
Meskipun sesi penampilan Paduan Suara Dialita hanya berlangsung sebentar, kesan yang dihasilkan sangat mendalam dan memukau penonton yang hadir.
Paduan Suara Dialita berhasil menunjukkan kepiawaian mereka dalam menghadirkan lagu-lagu yang tidak hanya memesona secara tindakan, tetapi juga memancarkan makna yang mendalam dari sejarah dan perjalanan hidup mereka.
Dalam perjalanan sejarah sastra Indonesia, Siti Rukiah, seorang penulis dengan karyanya yang gemilang, tetapi kerap terlupakan dalam narasi dominan. Padahal, karya-karya Rukiah menawarkan perspektif unik dalam mengartikulasikan makna cinta dan Revolusi Nasional, dua tema besar yang seringkali menjadi sentral dalam diskursus kebudayaan Indonesia.
Lebih dari sekadar aspek asmara, pemahaman Rukiah tentang cinta mencerminkan refleksi mendalam mengenai kompleksitas hidup dan alam.
Acara ini diharapkan tidak hanya menjadi panggung nostalgia atau sekadar refleksi sejarah semata, melainkan juga sebagai medium untuk memahami kembali dan menginterpretasikan karya-karya Rukiah dalam konteks kontemporer.
Lewat kehadiran Rukiah dan karya-karyanya, diharapkan dapat menginspirasi generasi baru untuk melihat cinta, revolusi, dan kebudayaan dari perspektif yang lebih inklusif, kritis, dan reflektif.
Diskusi turut dihadiri oleh tokoh-tokoh ternama dalam bidang sastra dan kebudayaan, seperti Dhianita Kusuma Pertiwi, Murti Bunanta, Giovanni Austriningrum, dan Sabda Armandio. KKI 2023 masih berlangsung hingga 27 Oktober 2023 di kompleks Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kongres ini diharapkan tidak hanya sebagai forum diskusi tetapi juga wadah untuk menghasilkan keputusan dan rekomendasi konkret yang akan memengaruhi kebijakan kebudayaan di masa mendatang.
| Baca juga: Kongres Kebudayaan Indonesia 2023 Bakal Respons Tantangan Kekinian: dari Krisis Iklim hingga AI |
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
