Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid mengatakan, permainan tradisional mampu meningkatkan karakter dan kreativitas anak di setiap permainannya. “Dengan mengangkat ini kembali juga pasti akan mengangkat lagi value-nya (nilai). Karena banyak dari permainan ini mengajarkan soal kerja sama tim, soal etika di dalam masyarakat, baik diperkenalkan kepada anak-anak,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid usai membuka Pameran Permainan Tradisional dan Gelar Dolanan Nusantara di Gedung A Kemendikbud, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin, 17 Desember 2018.
Hilmar yang merupakan Sejarawan ini menyebutkan, Kemendikbud akan mendorong permainan tradisional agar bisa diperkenalkan ke sekolah-sekolah. Sehingga nanti permainan tradisional juga bisa masuk dalam Pekan Budaya Nasional.
“Lebih dari itu, nanti di pekan budaya nasional juga permainan tradisional akan ada porsi yang cukup besar. Sehingga akan menyentuh lebih banyak umur,” papar Hilmar.
Baca: IGI Tantang Guru Manfaatkan Film untuk Media Belajar
Hal yang membuat permainan tradisional berbeda dengan permainan zaman sekarang adalah bentuk dari permainan itu sendiri. Permainan anak-anak masa kini berbasis teknologi, sehingga kurang melatih motorik anak secara optimal.
"Mainan tradisional itu sifatnya langsung. tidak pakai perantara media teknologi. Ini langsung bisa dipegang. Motorik semuanya akan bekerja,” ujar Hilmar.
Pemerintah dalam hal ini juga sedang membahas Dana Alokasi Khusus (DAK) Kebudayaan. Di mana salah satunya pelestarian permainan tradisional akan masuk dalam DAK. "DAK itu dukungan terhadap taman budaya. Nah taman budaya ini salah satu kegiatannya ada permainan tradisional. Saya lihat juga ini semua orang bisa terlibat memainkan itu tanpa perlu ada kemampuan khusus kan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id