Lambang Burung Garuda
Lambang Burung Garuda

Mata Pelajaran

Bhinneka Tunggal Ika, Ini Makna dan Sejarahnya

Citra Larasati • 01 November 2023 14:29
Jakarta:  Indonesia merupakan negara dengan keragaman dari sisi budaya, suku, ras, bahasa warna kulit, dan agama yang menjadi kekayaan bangsa.  Di satu sisi keragaman ini menjadi kekayaan, namun di sisi lain menjadi tantangan yang perlu selalu dijaga.
 
Sebagai negara yang berdaulat, keragaman ini perlu dikelola dengan baik agar tercipta lingkungan yang rukun toleran dan harmonis.  Salah satunya adalah dengan keberadaan ideologi Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang saling melengkapi telah memberikan landasan filosofis bagi kerukunan antar umat beragama di Indonesia.

Apa itu Bhinneka Tunggal Ika?

Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan nasional Indonesia yang memiliki arti berbeda-beda tetapi tetap satu (dalam perbedaan, tetap ada persatuan).  Bhinneka Tunggal Ika juga melekat di bawah lambang negara Indonesia, tepat di cakar burung garuda.  Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuno yang artinya adalah “Berbeda-beda tetapi tetap satu”.

Arti dan makna Bhinneka Tunggal Ika

Keberagaman yang bersatu

Melansir laman UMSU.ac.id, Bhinneka Tunggal Ika bermakna keberagaman yang bersatu.  Menggambarkan konsep, meskipun terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan budaya, namun bangsa bangsa Indonesia tetap menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Keberagaman tersebut bahkan diakui, dihargai, dan disatukan dalam semangat persatuan.

Toleransi dan saling menghormati

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini mengajarkan pentingnya nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan dalam harmoni di tengah perbedaan. Masyarakat Indonesia diharapkan mampu menghormati hak-hak orang lain dalam beragama, berkeyakinan, dan berbudaya.

Persatuan dalam perbedaan

Bhinneka Tunggal Ika juga mengajarkan, meskipun terdapat perbedaan dalam suku, agama, dan budaya, persatuan dan persaudaraan harus dijaga. Semua warga negara Indonesia memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama dalam mencapai kemajuan bersama dan membangun bangsa yang kuat.

Kekayaan budaya dan keunikan

Bhinneka Tunggal Ika juga mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang terdiri dari berbagai tradisi, bahasa, kesenian, dan adat istiadat yang berbeda. Semua kekayaan budaya ini merupakan warisan yang harus dijaga dan dipertahankan sebagai identitas bangsa.

Fungsi Bhinneka Tunggal Ika:

Mempertahankan kerukunan sosial

Bhinneka Tunggal Ika menjadi landasan dalam menjaga kerukunan sosial di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan dalam harmoni di tengah perbedaan suku, agama, ras, dan budaya.

Menghormati perbedaan

Bhinneka Tunggal Ika mendorong masyarakat Indonesia untuk menghormati perbedaan dalam suku, agama, ras, dan budaya. Semboyan ini mengajarkan pentingnya mengakui dan menghargai hak-hak individu dan kelompok untuk menjalankan kepercayaan dan budaya mereka sendiri.

Membangun persatuan

Bhinneka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan. Semboyan ini mengajarkan bahwa meskipun berbeda-beda, bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Fungsi semboyan ini adalah memperkuat ikatan persaudaraan dan kerja sama antarwarga negara dalam mencapai kemajuan bersama.

Menghargai keanekaragaman budaya

Bhinneka Tunggal Ika mempromosikan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan pentingnya menjaga dan memelihara warisan budaya yang beragam sebagai identitas bangsa yang kaya dan berwarna.

Memperkuat identitas nasional

Bhinneka Tunggal Ika menjadi simbol dari keberagaman dan persatuan dalam bingkai kehidupan nasional Indonesia. Semboyan ini memperkuat identitas nasional sebagai bangsa yang beragam namun tetap bersatu dalam semangat persatuan, kesetaraan, dan keadilan.

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika

Sejarah Bhinneka Tunggal Ika barawal dari abad ke-14 Masehi di pulau Jawa, Indonesia. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini pertama kali ditemukan dalam prasasti Tugu yang ditemukan di desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini berasal dari masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1356 Masehi.
 
Prasasti Tugu menyampaikan pesan tentang persatuan dan kerukunan di tengah perbedaan dalam beragama. Prasasti ini berisi kutipan dari kitab Sutasoma, salah satu karya sastra dari pengarang Jawa Kuno, Mpu Tantular.

Kutipan tersebut berbunyi “Wan wengi, windu sinunggal, winuwus bhinneka tunggal ika” yang berarti “Walaupun berbeda-beda, dalam perbedaan itu tetap ada kesatuan”.
 
Pada saat itu, pesan Bhinneka Tunggal Ika dalam prasasti Tugu menegaskan pentingnya toleransi dan persatuan di antara berbagai kepercayaan dan keyakinan yang ada di Nusantara. Semboyan ini menggarisbawahi nilai-nilai pluralisme dan harmoni dalam kehidupan beragama.
 
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika diadopsi sebagai semboyan nasional. Pada 18 Agustus 1950, semboyan ini secara resmi dijadikan semboyan negara dan dituangkan dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar 1945.
 
Bhinneka Tunggal Ika menjadi prinsip yang melandasi kerukunan dan persatuan di Indonesia, menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan budaya sebagai sumber kekayaan bangsa.
 
Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id.
 
Baca juga:  Sekolah Pascasarjana Unand Luncurkan Prodi Baru, Magister Manajemen Bencana

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(CEU)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan