"Enggak apa-apa kalau saya sedikit-sedikit kritik atau apa-apa. Tutup sekolah saya disalahkan. Sekarang buka sekolah, saya disalahkan enggak apa-apa. Sudah biasa, Namanya pengorbanan lah," ujar Nadiem dalam webinar BangkitBareng, Selasa 28 September 2021.
Sampai saat ini, dirinya percaya jika mayoritas masyarakat terutama di media sosial menginginkan PTM terbatas. Menurut Nadiem, hal tersebut yang menjadi pegangan dirinya menerapkan PTM terbatas.
"Apapun perkicauan yang terjadi di sosial media yang kelihatannya menjadi besar atau apa, mayoritas 80 sampai 85 persen dari masyarakat kita menginginkan kita kembali tatap muka," ungkap Nadiem.
Baca juga: PTM Terbatas Capai 40 Persen, Nadiem: Masih Minim
Nadiem mengungkapkan, berdasarkan hasil riset, ada kemungkinan besar siswa mengalami learning loss sebesar 0,8 hingga 1,2 tahun pembelajaran selama pandemi. Menurut Nadiem, hal tersebut menunjukan ada satu generasi yang kehilangan masa pembelajaran selama hampir satu tahun.
"Ini tentunya harus kita dalami terus, kita kaji, dan melihat dampaknya seperti apa. Apakah dampaknya akan permanen atau tidak," ungkap dia.
Yang jelas, kata Nadiem, salah satu hal yang menjadi kekhawatiran sekarang adalah jika PJJ terus berlangsung. Nadiem mengatakan keburukan itu belum termasuk dampak PJJ terhadap psikologis anak.
"Seberapa permanen dampak ini dan bukan hanya dampak dari learning loss. Bahaya lain yang mengancam, dampak psikis bagi anak-anak yang tidak menjalankan PTM terbatas," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
