Ilustrasi seni ukir Jepara. DOK IG BRIN
Ilustrasi seni ukir Jepara. DOK IG BRIN

Lestarikan Seni Ukir Jepara Lewat Bahasa

Renatha Swasty • 09 Desember 2024 16:20
Jakarta: Bahasa tidak cuma sebagai alat komunikasi tetapi bisa digunakan sebagai pelestarian budaya. Salah satunya, pelestarian ukiran kayu Jepara.
 
Kabupaten Jepara mempunyai sejarah panjang dalam seni ukir kayu. Sejak zaman Ratu Kalinyamat (1521-1546), Jepara sudah terkenal dengan seni ukirnya.
 
Hal ini terlihat dari ukiran pada 114 batu putih berelief di Masjid Mantingan dan kompleks makam Sunan Hadlirin (suami Ratu Kalinyamat yang dimakamkan di Masjid Mantingan, Jepara).

Seni ukir Jepara pernah mati suri, tapi berkat Kartini, seni ini kembali hidup dan dikenal luas. Saat itu, hasil ukirannya berupa peti jahit, pigura, tempat rokok, tempat perhiasan, dan barang souvenir lainnya dipamerkan dan dijual ke Semarang dan Batavia (Jakarta). Kartini juga memberikan hadiah kepada teman-temannya di luar negeri.
 
Peneliti Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas (PR BSK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Rini Esti Utami, meneliti soal pelestarian kerajinan ukiran kayu Jepara melalui pengenalan istilah.
 
"Karena gempuran zaman dan alasan kepraktisan, generasi muda mulai tidak tertarik dan meninggalkan karya seni tersebut. Untuk itu, perlu upaya pelestarian budaya di Indonesia melalui kosa katanya," kata Rini dikutip dari laman Instagram @brin_indonesia, Senin, 9 Desember 2024.
 
Baca juga: Keren! Kiprah Revitalisasi Bahasa Daerah dengan AI Diakui Majalah TIME

Rini menyoroti salah satu upaya pelestarian seni ukir di Jepara melalui pengenalan kosakata atau leksikon yang berkaitan dengan seni ukir di Kabupaten Jepara. Ada beberapa istilah dalam kerajinan ukir di Jepara yaitu istilah pada tahap pembuatan ukiran yaitu nggetak.
 
Nggetaki adalah pengaplikasikan pola dari kertas ke kayu. Lalu istilah ndasari, yang mendasari pahatan pada kayu sebelum proses pengukiran dimulai.
 
Kemudian, mbukaki atau nggrabahi sebagai istilah dalam membentuk pahatan sederhana pada kayu atau papan sebagai langkah awal. Sedangkan, mbenangi yaitu membentuk garis lekukan pada motif ukiran.
 
Terakhir, finishing sebagai tahap terakhir dalam membuat ukiran. Pada tahap akhir ini ukiran dihaluskan sampai menjadi karya yang indah.
 
Pelestarian seni ukir bukan hanya tentang karya yang dihasilkan, tapi juga leksikon di balik prosesnya. "Semoga penelitian yang masih jauh dari sempurna ini memiliki andil untuk pelestarian seni ukir jepara," kata Rini.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan