Cara kerja KardiaQ, aplikasi buatan mahasiswa ITS untuk pendeteksi kesehatan jatung. DOK ITS
Cara kerja KardiaQ, aplikasi buatan mahasiswa ITS untuk pendeteksi kesehatan jatung. DOK ITS

KardiaQ, Aplikasi Inovasi Mahasiswa ITS untuk Deteksi Kesehatan Jantung

Renatha Swasty • 07 September 2023 14:14
Jakarta: Kurangnya deteksi dini penyakit jantung masih menjadi masalah serius keterlambatan diagnosis. Kondisi ini mendorong mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Frans Rizal Agustiyanto menghadirkan aplikasi KardiaQ, pemantau kesehatan jantung ramah pengguna.
 
“Melalui aplikasi KardiaQ ini, masyarakat dapat memantau kesehatan jantung dalam waktu singkat di rumah masing-masing,” ujar mahasiswa program Doktor Departemen Teknik Fisika ITS ini dalam keterangan tertulis, Kamis, 7 September 2023.
 
Aplikasi yang tersedia pada ponsel berbasis Android dan iOS ini juga sangat mudah dioperasikan. Frans menjelaskan dengan berada di tempat yang stabil, ponsel yang sudah terpasang aplikasi KardiaQ diletakkan horisontal tepat di daerah dada sebelah kiri.

Kemudian, tombol berbentuk hati di aplikasi ditekan dan pengguna harus menahan napas selama 15 detik hingga mendengar bunyi dering. “Selama pembacaan detak jantung, pengguna tidak dianjurkan bergerak agar hasil pembacaan lebih akurat,” papar dia.
 
Hasil pembacaan KardiaQ akan berupa seismocardiography (SCG) dan phonocardiography (PCG). Sinyal SCG dan PCG tersebut merupakan kondisi komponen jantung dan keluarannya berupa detak jantung dalam satuan beat per minute (bpm).
 
Hasil ini diukur dari getaran-getaran harmonik yang terdeteksi oleh sensor akselerometer pada ponsel. Sinyal getarnya kemudian diproses menjadi sinyal SCG dan FCG.
“Kondisi jantung normal berada di rentang 60-120 bpm,” tutur alumnus S1 Fisika dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.
 
Dia memaparkan PCG adalah rekaman suara yang dihasilkan oleh jantung selama siklus detak jantung. Hasil rekaman tersebut berasal dari suara detakan jantung dan suara-suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran darah melalui struktur jantung.
 
Dari rekaman tersebut, dokter biasanya menganalisis pola bunyi jantung dan mendeteksi masalah jantung. Sementara itu, bacaan grafik sinyal SCG digunakan untuk mendiagnosis masalah jantung seperti gangguan irama atau kelemahan kontraksi.
 
Setelah meneliti lebih lanjut terkait SCG dan PCG, Frans mendapatkan validasi bahwa alat ukur fonokardiografi dan seismokardiometer memanfaatkan sensor akselerometer untuk membaca kondisi jantung manusia. Akselerometer ialah sensor yang digunakan untuk mengukur perubahan kecepatan suatu objek dalam tiga dimensi berbeda.
 
Akselerometer akan menghasilkan data tentang gerakan atau getaran yang dialami oleh objek tersebut. Pada fonokardiograf, akselerometer digunakan untuk membantu mengisolasi dan merekam suara jantung dengan lebih jelas.
 
Sementara itu, akselerometer pada seismokardiometer digunakan untuk mendeteksi getaran yang dihasilkan oleh gerakan jantung. Detak jantung memang mampu menciptakan sensasi getaran di dada kiri terutama saat berbaring.
 
“Sehingga lebih disarankan pengguna berada dalam posisi terlentang untuk meminimalisir getaran akibat pergerakan tubuh,” ujar dosen Departemen Tadris Fisika Universitas Islam Negeri Mahmud Yunus, Batusangkar itu.
 
Dikutip dari jurnal berjudul Aplikasi Sensor Accelerometer pada Handphone Android sebagai Pencatat Getaran Gempa Bumi secara Online, sebagian besar perangkat ponsel memang dilengkapi sensor akselerometer yang dapat mengukur gerak, orientasi, dan berbagai kondisi lingkungan. Frans memanfaatkan peluang perkembangan teknologi ini untuk menjadikan ponsel sebagai alat utama dari produk penelitiannya.
 
Salah satu jurnal ilmiah yang ditulis oleh Adinarayana pada 2014 menyatakan, sinyal suara jantung merupakan sinyal gelombang suara yang lemah dan umumnya berada pada kisaran 10-250 Hertz. Maka dari itu, sensor pada telepon genggam sudah mampu menangkap sinyal tersebut.
 
“Sehingga orang yang ingin memeriksakan kondisi kesehatan jantungnya dapat bermodalkan ponselnya dalam mendeteksi ketidaknormalan pada irama jantungnya,” papar Frans.
 
KardiaQ juga dilengkapi fitur lain yang memudahkan pengguna seperti riwayat pengecekan heart rate untuk mempermudah monitor kesehatan jantung dari waktu ke waktu. KardiaQ juga memfasilitasi pengguna untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung melalui fitur chat.
 
“Pengguna dapat melihat sistolik dan diastolik jantung yang berguna untuk konsultasi lebih lanjut ke dokter spesialis jantung,” ujar dia.
 
Frans berharap aplikasi KardiaQ yang diteliti dalam bimbingan dosen Agus Muhamad Hatta ST MSi PhD ini, membuat masyarakat lebih sadar akan kesehatan jantung dan rutin memantau kondisi jantungnya.
 
“Harapannya, KardiaQ dapat digunakan secara luas dan dapat berkontribusi untuk menekan angka kematian akibat penyakit jantung,” ujar dia.
 
Baca juga: AISITS, Inovasi Peneliti ITS untuk Cegah Kecelakaan Pipa Minyak Bawah Laut

Kuliah di kampus favorit dengan beasiswa full kini bukan lagi mimpi, karena ada 426 Beasiswa Full dari 21 Kampus yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Info lebih lanjut klik, osc.medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan