"Masyarakat dapat mengampanyekan ini sebagai bagian dari tanggung jawab terhadap program pemerintah dalam pengurangan sampah, khususnya sampah plastik," kata Direktur Pengelolaan Sampah Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 (PSLB3), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Novrizal Tahar, melalui keterangan tertulis, Minggu, 4 Juni 2023.
Novrizal mengemukakan hal itu saat menjadi salah satu pembicara dalam takshow bertema Solutions to Plastic Pollution yang diselenggarakan Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), di Auditorium Fakultas Teknik UI, Kampus Depok, Jawa Barat, kemarin. Hadir sebagai narasumber yang lain adalah Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono dan dosen yang juga peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Sri Wahyono.
Direktur Direktorat Karir Lulusan dan Hubungan Alumni Universitas Indonesia (DKPHA UI), Ahmad Syafiq, membuka secara resmi talkshow. Dia mengatakan UI sangat mendukung tema takshow ini mengingat sangat terkait dengan ekosistem tempat tinggal. Jika tempat tinggal tidak dirawat, maka akan mengancam kehidupan.
"Yang perlu diketahui juga, ada delapan aturan di UI yang terkait dengan lingkungan hidup, termasuk aturan zero plastik di lingkungan UI dan juga soal kampus hijau," kata Ahmad Syafiq.
Aturan sudah jelas
Aturan hukum soal tanggung jawab produsen mengelola limbah sudah sangat jelas. Hal itu terdapat pada Peraturan Menteri LHK No 75 Tahun 2019. Hal yang sama juga tertera di UU Pengelolaan Sampah.Pasal 15 undang-undang tersebut menyatakan produsen bertanggung jawab atas pembuangan kemasan dan produk yang tidak dapat dikomposkan atau sulit untuk dijadikan kompos.
Peraturan Presiden No 81 Tahun 2012 juga diwajibkan produsen menggunakan bahan daur ulang dan mengurus daur ulang kemasan.
Terbesar kedua
Novrizal mengatakan potensi sampah plastik di Indonesia adalah 18,12%. Terbesar kedua setelah sampah sisa makanan.Sampah plastik tidak mudah terurai, butuh waktu hingga ratusan tahun untuk terurai secara alami. "Jadi, perlu gerakan masif dan jika perlu revolusi budaya, yakni gaya hidup minim sampah," kata dia.
Novrizal mengatakan saat ini pemerintah melakukan langkah simultan dalam pengurangan sampah. Mulai dari hulu sampai hilir dengan berbagai pendekatan.
"Hasilnya sudah kita rasakan, meski harus terus diterapkan kebijakan yang kolaboratif," kata dia.
Sulit mengelola sampah
Wakil Wali Kota Depok yang juga alumni FTUI, Imam Budi Hartono, mengatakan konsep pembangunan yang diterapkan adalah konsep pembangunan untuk semua. Baik bagi makhluk hidup maupun makhluk tak hidup."Sebab, semua itu saling berkaitan," ujar dia.
Dia menuturkan Wilayah Depok dengan penduduk sekitar 2 juta jiwa, masih menghadapi kendala dalam penanganan dan pengelolaan sampah. Total sampah yang dihasilkan sekitar 1.000 ton per hari dengan dasar perhitungan setiap warga menghasilkan sampah 0,6 kilogram per hari.
Bank-bank sampah yang ada baru sebatas pengelola sampah, yaitu memisahkan sampah organik (60 persen) dan nonorganik, termasuk plastik atau sekitar 40 persen. Di tengah itu masih ada residu yang perlu penanganan serius.
"Jika tidak ada komitmen bersama semua kalangan, maka masalah sampah tidak akan tuntas,” kata dia.
Baca: Indonesia Berkomitmen Akhiri Polusi Plastik
Produk plastik meningkat
Peneliti BRIN yang juga dosen Sekolah Ilmu Lingkungan (SIL) UI, Sri Wahyono, mengatakan produk plastik meningkat tajam dalam beberapa dekade ini. Buah peradaban yang pada awalnya diproduksi untuk memudahkan kehidupan manusia, sekarang menimbulkan persoalan berat."Produksi plastik yang meningkat tajam itu menjadi malapetaka dan perhatian serius global saat ini. Kita tidak mampu mengolah dan menangani dampaknya, yakni sampah plastik. Jumlah yang tertangani sekitar 22 persen dan itu jumlahnya sangat besar,” kata Sri Wahyono.
Konsumsi plastik Indonesia lebih kecil dibanding negara lain. Sri mengatakan Indonesia memproduksi 17 kg per orang per tahun. Thailand lebih tinggi, yakni 60 kg per orang per tahun.
"Apalagi Malaysia yang 65 kg per hari per tahun dan negara maju di Eropa sekitar 100 kg per orang per tahun," kata dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News