Paris: Indonesia berkomitmen mengakhiri polusi plastik. Indonesia juga mendukung penuh agenda global untuk mengakhiri polusi plastik, termasuk di lingkungan laut.
"Kami berkomitmen kuat untuk bergabung dengan gerakan global mengakhiri polusi plastik melalui pembentukan instrumen yang mengikat secara hukum internasional,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, dalam pernyataan resmi Indonesia point ke-2 dalam sidang pleno keempat the Second Session of the Intergovernmental Negotiating Committee (INC-2) di Markas UNESCO, Paris, Rabu, 31 Mei 2023.
Rosa mengatakan agenda global untuk mengakhiri polusi plastik termasuk di lingkungan laut sangat sejalan dengan kebijakan dan regulasi nasional dalam memerangi limbah dan polusi plastik. Pada poin ketiga pernyataannya, Indonesia menyelaraskan diri dengan pernyataan regional Asia Pacific Group (APG) dan menambahkan sejumlah materi penting.
Berikut materi yang diangkat:
Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kesenjangan antara negara-negara anggota dalam hal negara maju, negara berkembang, dan negara kurang berkembang yang harus diseimbangkan selama proses negosiasi INC-2. "Jadi, kami berharap instrumen tersebut dapat mengembangkan lingkungan yang memungkinkan untuk menciptakan lapangan permainan yang setara," kata Rosa.
Indonesia sangat berharap ada pemahaman yang sama dan definisi yang disepakati tentang siklus hidup penuh plastik. Karena hal itu adalah pendekatan dasar untuk membangun teks negosiasi.
Indonesia mengusulkan perlunya menyederhanakan kewajiban inti dengan mengelompokkan kembali kewajiban yang dapat diterapkan, dapat dicapai, terukur, dan akuntabel dari 12 kewajiban inti yang lebih luas.
Indonesia percaya bahwa kedua kelompok kontak bukanlah proses negosiasi yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, masing-masing kelompok kontak harus bekerja sinergis menyelaraskan kewajiban inti, tindakan pengendalian, dan tindakan sukarela di satu sisi, serta sarana implementasi terkait di sisi lain.
Mengingat peran penting Rencana Aksi Nasional (RAN), Indonesia percaya bahwa RAN harus menjadi tulang punggung untuk mengimplementasikan instrumen internasional yang mengikat secara hukum ini.
Baca: 175 Negara Berembuk Cari Solusi Tangani 7 Miliar Ton Sampah Plastik
"Merupakan kehormatan bagi saya untuk berada di sini bergabung dengan Anda semua dalam proses negosiasi penting tentang polusi plastik ini. Sebagai focal point nasional INC, saya berharap negosiasi INC-2 dapat berjalan lancar dan tepat waktu karena kita semua berpijak pada ambisi dan komitmen yang sama," kata Rosa yang memimpin 19 orang delegasi Indonesia dari tiga kementerian.
Saat ini tengah berlangsung Sesi Kedua Komite Negosiasi Antarpemerintah atau Intergovernmental Negotiating Committee (INC2) untuk mengembangkan instrumen yang mengikat secara hukum internasional tentang pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut. INC-2 ini akan berlangsung hingga 2 Juni 2023 di Markas UNESCO di Paris, Prancis.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Paris: Indonesia berkomitmen mengakhiri
polusi plastik. Indonesia juga mendukung penuh agenda global untuk mengakhiri polusi plastik, termasuk di lingkungan laut.
"Kami berkomitmen kuat untuk bergabung dengan gerakan global mengakhiri polusi plastik melalui pembentukan instrumen yang mengikat secara hukum internasional,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, dalam pernyataan resmi Indonesia point ke-2 dalam sidang pleno keempat the Second Session of the Intergovernmental Negotiating Committee (INC-2) di Markas UNESCO, Paris, Rabu, 31 Mei 2023.
Rosa mengatakan agenda global untuk mengakhiri polusi plastik termasuk di lingkungan laut sangat sejalan dengan kebijakan dan regulasi nasional dalam memerangi limbah dan polusi plastik. Pada poin ketiga pernyataannya, Indonesia menyelaraskan diri dengan pernyataan regional Asia Pacific Group (APG) dan menambahkan sejumlah materi penting.
Berikut materi yang diangkat:
- Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa terdapat kesenjangan antara negara-negara anggota dalam hal negara maju, negara berkembang, dan negara kurang berkembang yang harus diseimbangkan selama proses negosiasi INC-2. "Jadi, kami berharap instrumen tersebut dapat mengembangkan lingkungan yang memungkinkan untuk menciptakan lapangan permainan yang setara," kata Rosa.
- Indonesia sangat berharap ada pemahaman yang sama dan definisi yang disepakati tentang siklus hidup penuh plastik. Karena hal itu adalah pendekatan dasar untuk membangun teks negosiasi.
- Indonesia mengusulkan perlunya menyederhanakan kewajiban inti dengan mengelompokkan kembali kewajiban yang dapat diterapkan, dapat dicapai, terukur, dan akuntabel dari 12 kewajiban inti yang lebih luas.
- Indonesia percaya bahwa kedua kelompok kontak bukanlah proses negosiasi yang berdiri sendiri. Oleh karena itu, masing-masing kelompok kontak harus bekerja sinergis menyelaraskan kewajiban inti, tindakan pengendalian, dan tindakan sukarela di satu sisi, serta sarana implementasi terkait di sisi lain.
- Mengingat peran penting Rencana Aksi Nasional (RAN), Indonesia percaya bahwa RAN harus menjadi tulang punggung untuk mengimplementasikan instrumen internasional yang mengikat secara hukum ini.
Baca: 175 Negara Berembuk Cari Solusi Tangani 7 Miliar Ton Sampah Plastik
"Merupakan kehormatan bagi saya untuk berada di sini bergabung dengan Anda semua dalam proses negosiasi penting tentang polusi plastik ini. Sebagai focal point nasional INC, saya berharap negosiasi INC-2 dapat berjalan lancar dan tepat waktu karena kita semua berpijak pada ambisi dan komitmen yang sama," kata Rosa yang memimpin 19 orang delegasi Indonesia dari tiga kementerian.
Saat ini tengah berlangsung Sesi Kedua Komite Negosiasi Antarpemerintah atau Intergovernmental Negotiating Committee (INC2) untuk mengembangkan instrumen yang mengikat secara hukum internasional tentang pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut. INC-2 ini akan berlangsung hingga 2 Juni 2023 di Markas UNESCO di Paris, Prancis.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)