Paris: Sebanyak 2.500 delegasi dari 175 negara berembuk mencari solusi menangani sampah plastik. Indonesia ikut ambil bagian dalam upaya menangani persoalan global ini.
Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, memimpin delegasi dari Indonesia. Total ada 19 orang dari tiga kementerian yang mewakili Indonesia pada acara bertajuk The Second Session of the Intergovernmental Negotiating Committee (INC-2) di Markas UNESCO, Paris, Prancis ini.
Rosa mengatakan Pemerintah Indonesia mendukung penuh agenda global untuk mengakhiri sampah plastik. Hal ini sejalan dengan kebijakan dan regulasi nasional.
"Indonesia memiliki ambisi dan komitmen yang sejalan dengan ambisi dan komitmen global, yakni menyusun international legally binding instrument dalam upaya mengakhiri polusi plastik," kata Rosa melalui keterangan tertulis yang diterima, Selasa, 30 Mei 2023.
Rosa menyatakan, pada pembahasan di INC-2 ini, dicari persamaan persepsi dan definisi terkait pengertian dari full life cycle of plastic dari semua delegasi. Menurutnya, hal ini merupakan dasar yang akan digunakan dalam negosiasi.
Delegasi Indonesia juga berkepentingan memastikan rencana aksi nasional dalam pertemuan ini. Rencana aksi ini nantinya menjadi salah satu referensi utama dalam menyusun international legally binding instrument.
"Sehingga, selain memperhatikan kapasitas masing-masing negara dalam penanganan permasalahan plastik, kami juga berharap bentuk implementasinya adalah no one left behind," kata Rosa.
7 miliar ton sampah plastik
Pertemuan INC-2 dibuka oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron melalui pesan video pada Senin, 29 Mei 2023 waktu setempat. Macron meminta para delegasi menyusun International Legally Binding Instrument on Plastic Pollution.
Macron menyatakan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh plastik merupakan isu transnational. Sampah plastik telah menjadi ancaman global dan tidak mengenal batas negara. Sampah yang sulit terurai ini pun telah mengancam lingkungan dan kesehatan manusia.
Baca: Mulai dari Sekarang, Terapkan 5 Langkah Kurangi Mikroplastik Yuk
Tercatat jumlah sampah plastik yang dibuang ke lingkungan telah mencapai lebih dari 7 miliar ton. Untuk itu, Macron meminta para delegasi untuk segera melakukan tindakan.
"Apabila tidak melakukan apa-apa, maka jumlah sampah plastik akan meningkat tiga kali lebih besar pada 2060," papar dia.
Macron menggambarkan polusi plastik sebagai “ticking time bomb” yang sewaktu-waktu bisa meledak. Dia menyerukan semua negara untuk mencari inovasi yang dapat menciptakan rantai nilai baru yang bisa mengatasi persoalan sampah plastik.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Paris: Sebanyak 2.500 delegasi dari 175 negara berembuk mencari solusi menangani
sampah plastik. Indonesia ikut ambil bagian dalam upaya menangani persoalan global ini.
Dirjen Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rosa Vivien Ratnawati, memimpin delegasi dari Indonesia. Total ada 19 orang dari tiga kementerian yang mewakili Indonesia pada acara bertajuk The Second Session of the Intergovernmental Negotiating Committee (INC-2) di Markas UNESCO, Paris, Prancis ini.
Rosa mengatakan Pemerintah Indonesia mendukung penuh agenda global untuk mengakhiri sampah plastik. Hal ini sejalan dengan kebijakan dan regulasi nasional.
"Indonesia memiliki ambisi dan komitmen yang sejalan dengan ambisi dan komitmen global, yakni menyusun international legally binding instrument dalam upaya mengakhiri polusi plastik," kata Rosa melalui keterangan tertulis yang diterima, Selasa, 30 Mei 2023.
Rosa menyatakan, pada pembahasan di INC-2 ini, dicari persamaan persepsi dan definisi terkait pengertian dari
full life cycle of plastic dari semua delegasi. Menurutnya, hal ini merupakan dasar yang akan digunakan dalam negosiasi.
Delegasi Indonesia juga berkepentingan memastikan rencana aksi nasional dalam pertemuan ini. Rencana aksi ini nantinya menjadi salah satu referensi utama dalam menyusun international legally binding instrument.
"Sehingga, selain memperhatikan kapasitas masing-masing negara dalam penanganan permasalahan plastik, kami juga berharap bentuk implementasinya adalah
no one left behind," kata Rosa.
7 miliar ton sampah plastik
Pertemuan INC-2 dibuka oleh Presiden Prancis
Emmanuel Macron melalui pesan video pada Senin, 29 Mei 2023 waktu setempat. Macron meminta para delegasi menyusun International Legally Binding Instrument on Plastic Pollution.
Macron menyatakan pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh plastik merupakan isu transnational. Sampah plastik telah menjadi ancaman global dan tidak mengenal batas negara. Sampah yang sulit terurai ini pun telah mengancam lingkungan dan kesehatan manusia.
Baca: Mulai dari Sekarang, Terapkan 5 Langkah Kurangi Mikroplastik Yuk
Tercatat jumlah sampah plastik yang dibuang ke lingkungan telah mencapai lebih dari 7 miliar ton. Untuk itu, Macron meminta para delegasi untuk segera melakukan tindakan.
"Apabila tidak melakukan apa-apa, maka jumlah sampah plastik akan meningkat tiga kali lebih besar pada 2060," papar dia.
Macron menggambarkan polusi plastik sebagai “ticking time bomb” yang sewaktu-waktu bisa meledak. Dia menyerukan semua negara untuk mencari inovasi yang dapat menciptakan rantai nilai baru yang bisa mengatasi persoalan sampah plastik.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)