"Ada 1.505 orang yang harus direlokasi ke tahap dua karena waktu itu suhu badan melebihi 37,5 derajat dan hasil rapid test-nya reaktif," kata Ketua Tim Pelaksana Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Mohammad Nasih dalam Konferensi Video, Rabu, 15 juli 2020.
Menurut Nasih, ini menjadi kesempatan terakhir bagi siswa yang masuk dalam ujian pada tanggal 5-14 Juli 2020 tersebut. Pihaknya memberikan kesempatan di tahap kedua pada tanggal 20-29 Juli 2020.
"Kita beri kesempatan untuk menyehatkan diri. Nanti suhu tubuh akan menjadi dasar indikasi dinyatakan sehat atau tidak," lanjut Nasih.
Baca juga: UTBK Tahap Pertama Diikuti 93% Peserta
Bagi Nasih, syarat membawa hasil rapid test maupun hasil swab test tidaklah wajib. Namun hasil uji itu bisa memperkuat peserta untuk masuk ke pusat UTBK.
"Ini tergantung wilayahnya ya, Kalau sudah test rapid-nya nonreaktif ya bisa digunakan. Kalau sudah punya swab test negatif, ya itu juga bisa dimanfaatkan. Intinya pada hari H yang bersangkutan harus dalam keadaan sehat," ujar Nasih.
Ketua Pelaksana Eksekutif (LTMPT), Budi Prasetyo menambahkan, jika peserta masih dalam keadaan tidak sehat, tentu kepesertaannya akan gagal. Begitu pula dengan peserta yang memang terdaftar di tahap ke dua.
"Tolong perhatikan di gelombang kedua kalau ada masalah kesehatan tidak ada waktu lagi untuk akomodir lakukan tes UTBK. Jadi tolong menjaga diri untuk kesehatan. Ini demi keselamatan bersama," kata Budi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News