"Dari 4.741 perguruan tinggi berapa ya, kira-kira sekitar 15-20 perguruan tinggi saja yang sudah menerapkan e-learning," kata Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir usai Upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2019, di kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis, 2 Mei 2019.
Namun menurut Nasir jumlah itu tidak menjadi persoalan. Sebab baginya, yang terpenting bukan berapa perguruan tinggi yang menggelar PJJ, namun lebih kepada berapa jumlah mahasiswa yang dapat direkrut untuk kuliah dengan memanfaatkan PJJ tersebut.
"Targetnya bukan banyaknya perguruan tinggi yang masuk di daring, tapi berapa jumlah mahasiswa yang bisa di hire oleh itu (PJJ)," ungkap mantan rektor terpilih Universitas Diponegoro (Undip) Semarang itu.
Nasir bahkan mengakui, dari jumlah perguruan tinggi itu ternyata baru beberapa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) saja yang sudah ikut menggelar PJJ. Di antaranya Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Universitas Padjadjaran (Unpad), dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
"Beberapa perguruan tinggi, dan swasta ada juga. Universitsas Bina Nusantara juga sudah melakukan hal yang sama," terangnya.
Baca: APK Pendidikan Tinggi Ditargetkan 50% di 2024
Ia menyarankan kepada perguruan tinggi, penerapan PJJ dapat dimulai dengan program studi (prodi) di bidang sosial terlebih dulu. "Barangkali baiknya bidang sosial dulu, karena kalau di bidang sains dan teknologi kan perlu bagimana mendesain laboratorium yang virtual reality," kata Nasir.
Sedangkan terkait kesiapan dosen yang akan mengampu pembelajaran daring, Nasir menjelaskan, bahwa hal tersebut telah meminta jajarannya untuk menyiapkan kompetensi dosen agar siap memasuki dunia perkuliahan daring.
"Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) dan dirjan Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) nanti melakukan focus group discussion (FGD) itu waktu workshop untuk meningkatkan para dosen yang ingin memasuki pada kuliah online learning," paparnya.
Penyiapan dosen tidak hanya dilakukan melalui pelatihan, tapi juga pengelompokan atau clustering. Dari hasil FGD itu tahapan berikutnya adalah melatih kampus untuk menyiapkan infrastruktur studio.
"Baru berikutnya adalah sistem kuliah daringnya, nanti para dosennya dan nanti kita koordinasikan para rektor di perguruan tinggi yang ada di Indonesia," tutup Nasir.
Kemenristekdikti menargetkan peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi mencapai 50 persen dalam lima tahun ke depan. Selain terus menjalankan perkuliahan di jalur konvensional (tatap muka), target APK juga akan didongkrak dengan memperbanyak penerapan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) atau e-learning di perguruan tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id