"Yang kita ingin cari adalah apakah ada virus-virus lain yang nanti bisa tiba-tiba merebak dengan jumlah yang besar, sehingga menyebabkan potensi pandemi berikutnya, antara lain apakah ada virus yang berasal dari hewan pindah ke manusia, seperti virus zika maupun hantavirus," beber Farah dikutip dari laman brin.go.id, Kamis, 29 Juni 2023.
Dia mengungkapkan sebagian besar penelitian masih melanjutkan penelitian yang sudah dilakukan di Lembaga Eijkman sebelumnya, yang kini sudah terintegrasi ke dalam BRIN. Seperti penelitian mengenai bakteri molekuker (molecular pathogen), hepatitis, penelitian tentang penyakit yang ditularkan oleh vektor (vector emerging disease), seperti demam berdarah, malaria, dan penyakit-penyakit bawaan virus lainnya.
Pihaknya juga melakukan penelitian terkait penyakit sitogenetika, yaitu penyakit keturunan, seperti kelainan dari pembawaan genetik. Kemudian, penelitian menggunakan struktur dan perubahan molekuler.
"Untuk sampling-nya sendiri, kami bekerja sama dengan Dinas Kesehatan di daerah, KLHK, dan juga Kemenko PMK," beber Farah.
Farah menyebut data-data dari whole genome sequencing (WGS) perlu diolah lebih lanjut. Pihaknya bekerja sama dengan Organisasi Riset Elektronika dan Informatika BRIN membentuk Kelompok Riset Bioinformatika agar data-data genom yang dihasilkan dapat dipahami periset dan digunakan untuk penelitian obat ataupun vaksin untuk mitigasi pandemi berikutnya.
"Jadi, saya ingin menekankan data-data tersebut bisa kita pakai untuk memprediksi kemungkinan pandemi berikutnya, sehingga riset vaksin atau obat-obatan bisa lebih kita arahkan dan berguna, misalnya untuk menekan merebaknya (booming) dari virus-virus tersebut," tutur dia.
Koordinator Pelaksana Fungsi Cryo-EM BRIN Sandi Sufiandi menyebut data urutan genom perlu diolah dengan metode bioinformatika. BRIN memiliki High Perfomance Computing (HPC) hingga 96 node komputasi berkinerja tinggi yang disiapkan untuk mengolah penyimpanan data.
"Selain kita punya koleksi data fisik, baik itu sampel virus, mikroba, dan lain-lain. Kita juga punya repository data, seluruh data riset disimpan di satu tempat menjadi big data. Sudah saatnya riset sampai ke level data science, mengolah big data, sehingga informasinya holistik," ujar Sandi.
Baca juga: BRIN dan LPDP Luncurkan Program Apresiasi Talenta Riset dan Inovasi |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News