Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Toni Toharudin pun mengungkap alasannya. Menurutnya kemampuan siswa menjadi pangkal dari buruknya nilai TKA matematika.
Menurut Toni, para siswa bukannya tidak memahami kompeleksitas materi. Tapi memiliki persoalan dalam memahami masalah kontekstual yang dituangkan melalui soal.
| Baca juga: Berapa Besar Bobot Nilai TKA dalam SNBP 2026? Ini Jawaban Ketua SNPMB |
"Tantangan utama dari para murid kita seringkali bukan pada kompleksitas materi, melainkan pada kemampuan mentransformasikan masalah kontekstual ke dalam model atau persamaan matematika," kata Toni dalam Raker Komisi X DPR RI, dikutip Kamis 27 November 2025.
Kemampuan siswa dalam hal tersebut, kata dia, menjadi sangat penting. Karena dengan kemampuan itu, siswa dapat menguasai dan memahami konteks dengan tepat.
"Nah kompetensi ini menjadi indikator penting di dalam penguasaan literasi, numerasi," ungkapnya.
| Baca juga: TKA Matematika Kelas 12 Jeblok, Dirjen GTK: Cara Mengajar Harus Ditransformasi |
Sebelumnya, Mendikdasmen, Abdul Mu'ti membocorkan hasil TKA Matematika siswa kelas 12. Di mana TKA tersebut baru saja selesai digelar pada awal November 2025 lalu.
"Saya bocorkan di sini walaupun belum taklimat, TKA 2025 kita selenggarakan itu matematikanya juga jeblok, blok, blok, blok," tutur Mu'ti.
Jebloknya nilai matematika itu kata dia bukanlah karena kesalahan murid. Namun kemungkinan terjadi karena ada yang salah dalam cara mengajarkan matematika.
"Bukan karena muridnya goblok, bukan. Tapi mungkin cara kita mengajarkannya," tutur Mu'ti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News