Dalam unggahan instagramnya @jeromepoline, ia memaparkan sejumlah hal yang membuat hasil TKA matematika siswa tidak maksimal. Namun, titik inti persoalan, kata dia, ada pada kesalahan sistem.
"Kalau cuma satu siswa yang nilainya jelek, mungkin itu salah siswanya. Kalau satu sekolah yang jelek, mungkin itu salah gurunya. Tapi kalau keseluruhan, itu salah sistemnya menurut aku," kata Jerome melalui instagramnya, dikutip Kamis 27 November 2025.
| Baca juga: TKA Matematika Kelas 12 Jeblok, Siswa Disebut Sudah Keburu Takut Duluan Saat Belajar |
Lebih rinci, setidaknya ada tiga poin utama yang membuat nilai TKA matematika siswa kelas 12 tahun ini jeblok. Berikut penjelasan Jerome:
Skill Dasar Matematika Siswa Lemah
Jerome yang juga pendiri Mantappu Academy ini mengaku jika siswanya pun sangat lemah dalam kemampuan dasar matematika. Padahal skill dasar itu sangat diperlukan dalam pemecahan soal matematika."Skill dasar kayak apa? Skill dasar ini kayak aljabar, pecahan, substitusi eliminasi, dan lain sebagainya, itu tuh mereka masih enggak terlalu lancar. Sedangkan, ini tuh fondasi dari Matematika. Kalau fondasinya aja nggak kuat, nggak mungkin bisa ngerjain secara lebih susah," terang Jerome.
Kurikulum yang Berubah-ubah
Lemahnya kemampuan matematika murid karena kurikulum yang terus berubah-ubah. Pada kurikulum nasional yang terkahir atau Kurikulum Merdeka, memungkinkan urutan belajar bisa berbeda tiap sekolah.Hal ini, kata dia, menjadi paradoks bagi pendidikan matematika. Karena belajar matematika harus terstruktur dan runut seperti mendirikan sebuah gedung.
"Kalau urutannya diacak dan enggak sesuai dengan prosedur yang seharusnya, ya enggak jadi bangunannya. Jadinya anak-anak itu berantakan belajarnya. Dan akhirnya enggak bisa Matematika," sebut dia.
| Baca juga: Identitas Siswa Curang dalam TKA 2025 Sudah Didapatkan, Bagaimana Sanksinya? |
Perbedaan Materi Belajar dengan Soal TKA
Jerome menyebut jika soal TKA yang dihadapi siswa tidak diajarkan di sekolah. Menurutnya, soal TKA adalah soal penalaran, sedangkan yang diajarkan di sekolah hanya cara hitung dan menghafal rumus."Harusnya anak dilatih konsep dan logikanya. Ngapalin rumus doang enggak cukup," Sebutnya.
Namun, ia tak ingin menyalahkan para guru. Sebab, penyelenggaran TKA pada tahun ini pun terkesan sangat mendadak.
"Mungkin guru-guru juga nggak tahu harus mempersiapkan kayak gimana. Dan ini sangat baru. Menurut aku nilai jeblok ini kesalahan sistem," tutup Jerome.
Sebelumnya, Mendikdasmen, Abdul Mu'ti membocorkan hasil TKA Matematika siswa kelas 12. Di mana TKA tersebut baru saja selesai digelar pada awal November 2025 lalu.
"Saya bocorkan di sini walaupun belum taklimat, TKA 2025 kita selenggarakan itu matematikanya juga jeblok, blok, blok, blok," tutur Mu'ti.
Jebloknya nilai matematika itu kata dia bukanlah karena kesalahan murid. Namun kemungkinan terjadi karena ada yang salah dalam cara mengajarkan matematika.
"Bukan karena muridnya goblok, bukan. Tapi mungkin cara kita mengajarkannya," tutur Mu'ti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id