Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia, Sumardiansyah Perdana Kusuma menyampaikan apresiasi terhadap niat baik Kemendikbud dalam penulisan Kamus Sejarah Indonesia Jilid I-II. Inisiatif tersebut dinilai sebagai bentuk kepedulian Kemendikbud dalam memperkaya khazanah sejarah bangsa.
Namun menurut Sumardiansyah, perlu ada pendekatan kebijakan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berpihak kepada sejarah. "Di antaranya dengan menghidupkan kembali Direktorat Sejarah di bawah naungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," ujar Sumardiansyah, dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 23 April 2021.
Baca juga: AGSI Minta Diksi Sejarah Hingga Pancasila Tercantum Jelas di Kurikulum Wajib
Terkait dengan polemik Kamus Sejarah yang belakangan terjadi, AGSI menyatakan bahwa pendiri Nahdlatul Ulama (NU) K.H Hasyim Asy’ari bersama para tokoh lain yang mengambil tempat dalam perjalanan sejarah bangsa, lokal maupun nasional, patut untuk diteladani. Teladan tersebut sesuai dengan latar belakang, kapasitas dan lingkup perjuangannya masing-masing.
"Karena itu kami setuju agar naskah Kamus Sejarah Indonesia Jilid I-II disempurnakan secara objektif dan komprehensif dalam rangka memperkuat jati diri kita sebagai sebuah bangsa," tegas Sumardiansyah.
Menurutnya, posisi sejarah sangat penting dalam pengarusutamaan karakter bangsa. "Mencegah amnesia sejarah di tengah arus globalisasi," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
