Jarak antara sekolah dan rumah siswa menjadi pertimbangan utama. Kepala Bidang SD Disdik DKI Jakarta, Salikun, mengungkap ada pola khusus dalam penerapan seleksi jalur zonasi.
"Penetapan zona di kita memang memperhatikan ada sebaran sekolah, sebaran domisili calon, peserta didik, serta daya tampung sekolah itu," kata Salikun dalam Podcast Seputar PPDB DKI Jakarta: Jalur Zonasi di YouTube JakdisdikTV dikutip Rabu, 12 Juni 2024.
Ia menjelaskan ada pola prioritas dalam jalur zonasi. Pada jenjang SD, terdapat zona prioritas pertama dan zona prioritas kedua.
"Prioritas pertama adalah calon peserta didik yang berdomisili di RT yang sama dengan RT lokasi sekolah. Jadi, kalau misalkan RT sekolah, RT 1 RW 1, kelurahan Mampang misalnya dan itu sama dengan calon siswa berarti prioritas pertama," jelasnya.
Sedangkan, zona prioritas dua ketika RT atau RW sekolah berbeda dengan domisili calon siswa. Namun, masih dalam kelurahan yang sama atau kelurahannya berdekatan.
Sedangkan, untuk jenjang SMP dan SMA ditambahkan zona prioritas tiga. Namun, pada zona prioritas pertama untuk jenjang SMP dan SMA, RT sekolah dan domisili siswa tak harus sama.
"Artinya, RT-nya bersebelahan itu bisa. Jadi, RT yang tercakup lebih banyak. Kalau prioritas du-nya siswa dan sekolah itu RT-nya masih berada di sekitar sekolah meski tidak bersebelahan langsung," jelas Salikun.
Adapun zona prioritas tiga untuk jenjang SMP dan SMA, yakni lokasi sekolah masih dalam satu kelurahan yang sama dengan domisili calon siswa. Ia meyakini dengan pola ini penampungan siswa dalam PPDB akan lebih baik.
"Ini diharapkan akan mencukupi dengan penentuan zona prioritas ini," beber dia.
| Baca juga: PPDB Jalur Zonasi Tidak Dibuka untuk Jenjang SMK, Ini Alasannya |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
