Konsep gedung Eco-Quake inovasi mahasiswa ITS. DOK ITS
Konsep gedung Eco-Quake inovasi mahasiswa ITS. DOK ITS

Mahasiswa ITS Buat Inovasi Gedung Eco-Quake, Bangunan Tahan Gempa Terapkan Prinsip Keberlanjutan

Renatha Swasty • 30 Oktober 2024 10:20
Jakarta: Perancangan bangunan tahan gempa dan ramah lingkungan semakin dibutuhkan. Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berinovasi menciptakan konsep gedung Eco-Quake, bangunan tahan gempa yang menerapkan prinsip keberlanjutan.
 
Ketua tim ASURA ITS Handika Ardhi Nugraha menjelaskan konsep bangunan ini memiliki kemampuan optimal dalam mengatasi tantangan gempa bumi yang kerap terjadi di Indonesia. Inovasi tersebut juga dirancang dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan agar lebih efisien dalam penggunaan energi dan ramah terhadap lingkungan.
 
Handika menuturkan kunci keberhasilan prototipe gedung ini tahan akan guncangan gempa berkat penerapan konsep Strong Column Weak Beam (SCWB). Tim asal Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ITS tersebut menekankan pentingnya kekuatan kolom bangunan sebagai kunci tangguhnya suatu bangunan.

Hal tersebut karena kolom merupakan elemen utama penopang bangunan, sehingga berperan krusial dalam menentukan kekokohan bangunan. Inovasi ini juga menerapkan pembangunan berkelanjutan dengan penggunaan semen Self Compacting Concrete (SCC) sebagai material utama struktur.
 
Material ini dinilai ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan alternatif seperti cangkang telur dan serbuk granit. Selain itu, semen ini juga dinilai memiliki tingkat efisiensi tinggi karena kemampuannya memadat sendiri dalam waktu lebih cepat dari beton biasa.
 
Dia juga menekankan pentingnya mempertimbangkan faktor lingkungan dalam membangun struktur tahan gempa. Jenis tanah dan risiko seismik sekitar lokasi pembangunan harus dianalisis mendalam karena dapat berpengaruh terhadap stabilitas bangunan ketika gempa.
 
“Dengan mempertimbangkan faktor tersebut, bangunan yang hendak dibangun diharapkan dapat menahan guncangan secara optimal,” ujar Handika dalam keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Rabu, 30 Oktober 2024.
 
Prototipe yang memiliki dimensi kolom atau tiang vertikal sebesar 15x15 milimeter dan balok atau tiang horizontal sebesar 12x8 milimeter tersebut telah melalui uji coba pada simulasi gempa berkekuatan 5,5 Skala Richter (SR) atau setara dengan gempa 7 skala magnitudo.
 
Hasilnya diperoleh struktur bangunan hanya mengalami simpangan sebesar 2,011 milimeter yang mengindikasikan bangunan memiliki tingkat ketahanan yang baik terhadap guncangan gempa.
 
Dengan segala rancangan yang telah diperhitungkan, tim ASURA telah membuktikan desainnya mampu menghadapi tantangan nyata di lapangan setelah berhasil bertahan selama pengujian selama satu menit. Meskipun terdapat beberapa kerusakan minor, keberhasilan ini membuka peluang besar untuk menerapkan teknologi ini pada pembangunan gedung-gedung di masa depan, terutama daerah rawan gempa.
 
Lewat inovasi tersebut, Handika bersama rekan setimnya Bayu Anggoro Sekti berhasil meraih Juara III pada Kompetisi Model Bangunan Gedung Beton Pracetak di gelaran Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia XV 2024. Handika berharap dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan pembangunan di Indonesia.
 
“Semoga ke depan semakin banyak inovasi untuk semakin meningkatkan perkembangan pembangunan di Indonesia,” harap dia.
 
Baca juga: Top! ITS Sabet Juara Umum Kontes Kapal Indonesia 2024

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan