Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nizam, menuturkan jalur mandiri tetap diperlukan. Utamanya, dalam memberikan perluasan akses kepada masyarakat ke perguruan tinggi.
"Penerimaan mahasiswa baru di PTN melalui tiga jalur, dua jalur secara nasional (SNMPTN dan SBMPTN) dan satu jalur mandiri. Ketiga jalur tersebut ditujukan untuk memberikan akses yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendaftar di PTN," kata Nizam kepada Medcom.id, Senin, 22 Agustus 2022.
Nizam menilai sejauh ini tiga sistem pemerimaan mahasiswa baru itu sudah cukup baik. Terlebih, jalur mandiri turut memberikan afirmasi kepada mahasiswa kurang mampu.
"Prinsipnya mahasiswa dari kelompok masyarakat mana pun mendapatkan kesempatan yang sama masuk PTN, bahkan untuk masyarakat kurang mampu ada afirmasi, karena minimal 20 persen mahasiswa harus dari kelompok kurang mampu. Kekurangan persentase mahasiswa kurang mampu bahkan sering harus diisi melalui afirmasi jalur mandiri," papar Nizam.
Nizam menyebut pembayaran kuliah pada jalur mandiri berdasarkan pada sistem uang kuliah tunggal (UKT). Setiap mahasiswa membayar sesuai kemampuan.
"Prinsipnya tidak boleh ada mahasiswa yang tidak dapat masuk kuliah karena alasan ekonomi. Jadi, kalau ada penyimpangan, saya rasa yang salah bukan sistemnya tapi oknumnya," tutur Nizam.
| Baca juga: Kemendikbudristek Sebut OTT Rektor Unila Bukan Salah Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru |
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
