Sebelum diluncurkan, setiap soal UKBI telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Selain itu, melalui usaha intensif dengan melibatkan peserta uji coba sebanyak 2.190 di seluruh Indonesia. Pada 2020, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa telah memutakhirkan sistem UKBI itu sejalan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hingga menghasilkan sistem uji UKBI Adaptif Merdeka.
Uji coba ini tidak hanya dilakukan terhadap para pelajar, tetapi juga para profesional yang diyakini akan menjadi pengguna UKBI Adaptif pada masa yang akan datang.
"Dengan demikian, kami meyakini betul bahwa butir-butir soal di dalam UKBI Adaptif ini telah memenuhi semua prasyarat sebuah tes yang andal," terang Aminudin.
Ia menjelaskan, sistem UKBI Adaptif Merdeka memiliki berbagai keunggulan, di antaranya merupakan sistem uji yang menggunakan platform teknologi mutakhir berbasis internet. Kemudian, sejalan dengan perkembangan teori tes berupa multi stage adaptif testing (MSAT).
Baca: Kemenristek/BRIN Raih Penghargaan Penerapan Sistem Merit dari KASN
Selain itu, memiliki tingkat keandalan tinggi dengan analisis butir berdasarkan IRT (item respons theory), dan disajikan dalam bentuk yang ramah pengguna. UKBI Adaptif Merdeka dapat mengukur kemahiran berbahasa penutur bahasa Indonesia dari jenjang terendah hingga jenjang tertinggi.
Hasil UKBI ini direpresentasikan ke dalam skor dan predikat, yaitu terbatas, marginal, semenjana, madya, unggul, sangat unggul, dan istimewa. Hasil uji ini disampaikan kepada peserta uji dalam bentuk sertifikat digital.
Peserta dapat memutuskan secara mandiri untuk meningkatkan kemahiran berbahasanya saat skornya tidak memadai atau bahkan dapat bersemangat untuk mengembangkan diri di bidang kebahasaan setelah mendapati skor kemahirannya tinggi. Hasil ini juga dapat dimanfaatkan lembaga pendidikan sebagai tes standar pembanding terhadap tes hasil belajar.
UKBI merupakan instrumen uji untuk mengukur kemahiran berbahasa Indonesia penutur bahasa Indonesia. Dalam rentang 2016 sampai dengan 2020, UKBI telah diujikan kepada 61.812 penutur bahasa Indonesia, yang terdiri atas pelajar, mahasiswa S1, S2, dan S3, guru, dosen, kalangan profesional, pejabat fungsional, pejabat struktural, serta warga negara asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News