Harry menilai penemuan fosil itu pencapaian penting bagi studi prasejarah di Indonesia dan dunia. Menurut Harry, temuan tersebut merupakan hal langka karena ditemukan dalam satu tempat yang sama.
Biasanya, kata Harry, fosil atau temuan prasejarah lain mengalami transformasi dan transportasi. Sehingga, jarang didapatkan dalam satu lokasi yang sama.
Metode stratigrafi yang cukup dalam namun berdurasi yang terbatas digunakan untuk menggali fosil tersebut. Para ilmuwan yang melakukan observasi itu menempatkan tiga titik yang mewakili masing-masing formasi.
Fosil gajah purba yang ditemukan berada di titik Ngasinan. Para ilmuwan menutup lubang galian setelah eskavasi. Lalu mereka mengukur ulang lubang tersebut supaya memudahkan proses eskavasi berikutnya.
“Kalau meliihat posisi stratigrafi untuk sementara, dia kan berada di bagian pertengahan apa yang disebut formasi Slumprit. Formasi Slumprit itu formasi yang terbentuk di sekitar pleistosen tengah atau batas pleistosen bawah,” jelas Harry dikutip Headline News di Metro TV, Minggu, 21 Januari 2024.
| Baca: Artefak dan Fosil Fauna Usia 800 Ribu Tahun Ditemukan di Plupuh Sragen |
Pleistosen serta perkiraan usia benda di dalamnya berbeda sesuai posisi pleistosen. Pleistosen tengah biasanya berusia kurang lebih 800 ribu tahun. Sementara itu, pleistosen atas berusia 120-125 ribu tahun yang lalu.
"Dari posisi stratigraf yang tempat penemuan itu di bagian tengah perkiraan sementara itu di sekitar 500-300 ribu tahun yang lalu,” kata dia.
Untuk memastikan usia fosil yang terpendam di dalam tanah dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium. (Abdurrahman Addakhil)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
